jpnn.com, JAKARTA - Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Hery Trianto menyebut pandemi membuat semua pihak pandai membaca peluang.
Termasuk, sektor pariwisata yang perlu menemukan cara baru berwisata aman dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru.
BACA JUGA: Sejumlah Mercusuar Peninggalan Belanda di Kepri Bakal jadi Destinasi Wisata
Hery menyampaikan itu saat acara Dialog Penerapan Prokes Covid-19 Jelang Kebangkitan Sektor Pariwisata di Indonesia di Bali, Kamis (18/11).
“Saat ini tren berwisata telah berubah, dengan atau tanpa adanya PPKM, masyarakat saat ini lebih memilih untuk berwisata di alam atau tempat terbuka dan menginap di tempat yang terpisah,” ujar Hery.
BACA JUGA: Lihat, Ada Prajurit Budaya Berjaga di 6 Titik Wisata Surakarta
Menurut Hery, pelaku sektor pariwisata seharusnya bisa melihat tren tersebut. Selanjutnya melakukan pengembangan sembari menunggu pamdemi dikendalikan lebih baik.
Di sisi lain, Hery tetap mengingatkan para pelaku sektor pariwisata memahami pembatasan yang dilakukan pemerintah semata-mata demi menekan penularan Covid-19.
BACA JUGA: Profesor Wiku Minta PeduliLindungi Jadi Syarat Masuk Tempat WisataÂ
Terlebih lagi, kasus-kasus ledakan kasus Covid-19 sebelumnya terjadi setelah 3-4 pekan setelah libur panjang.
"Jadi, gas dan rem itu harus secara fleksibel digunakan, tentu saja dengan meminimalisirkan risiko-risiko ekonomi yang timbul," kata Hery.
Kepala Bidang Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ni Nyoman Ayu Andriani mengungkapkan bahwa Covid-19 berdampak terhadap sendi-sendi kehidupan di Pulau Dewata.
"Sebagai provinsi yang sangat bertumpu terhadap sektor pariwisata, yaitu sebesar 53 persen dan sebanyak sejuta lebih tenaga kerja diserap dari sektor pariwisata, tentu terdampak Covid-19," tutur Ayu dalam diskusi yang sama dengan Hery.
Namun, kata dia, penerapan prokes dan kebijakan PPKM tetap diberlakukan di Bali meskipun wabah meluluhlantakan sektor pariwisata di provinsi yang dipimpin Wayan Koster itu.
Ketua Sub Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Troy Pantouw mengungkapkan bahwa sektor pariwisata sangat erat hubungannya dengan industri jasa dan kegiatan yang mengumpulkan banyak orang.
Artinya, kata dia, sektor ini sangat lekat dengan interaksi manusia. Tidak heran, hampir setiap libur panjang dan perayaan keagamaan yang ditambah masyarakat pergi ke tempat wisata, angka penularan kembali melonjak.
Itulah sebabnya, Satgas Covid-19 bekerja sama dengan berbagai pihak terus melakukan sosialisasi dan mengimbau para pelaku usaha untuk tetap menjalankan prokes sesuai anjuran dari WHO.
"Jangan sampai juga, karena kita abai terhadap prokes, kehidupan yang nyaris berjalan normal ini kembali lumpuh seperti semula," beber Troy. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Aristo Setiawan