Tren Suku Bunga Masih Tinggi

Selasa, 15 April 2014 – 02:20 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketatnya likuiditas masih memicu tingginya suku bunga simpananan perbankan. Merujuk survei perbankan Bank Indonesia (BI), perbankan memperkirakan tingkat cost of fund (biaya dana/CoF) dan cost of loanable fund (biaya dana yang dioperasionalkan/CoLF) pada tahun ini rata-rata mengalami kenaikan masing-masing 41 basis poin (bps) dan 22 bps dibandingkan 2013.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara menjelaskan, kenaikan biaya dana tersebut diprediksi ikut mengerek suku bunga kredit. "Misalnya suku bunga kredit modal kerja dan kredit investasi yang naik masing-masing 7 bps dan 77 bps. Sementara kredit konsumsi naik sebesar 54 bps," jelasnya.

BACA JUGA: Subsidi Ciptakan Industri Besar Berdaya Saing Semu

Sementara itu, rata-rata spread antara suku bunga dana rupiah dengan suku bunga kredit pada 2014 diperkirakan mencapai 6,9 persen untuk kredit modal kerja. Berikutnya kredit investasi dan konsumsi masing-masing 6,78 persen dan 8,28 persen. "Spread KPR atau KPA dan KKB masing-masing diperkirakan sebesar 6,05 persen dan 7,68 persen," paparnya.

Pertumbuhan kredit sendiri per triwulan pertama 2014 mengalami pelemahan. Seperti polanya, perbankan cenderung menurunkan target pemberian kredit pada awal tahun. “Ini lantaran kebutuhan pembiayaan yang belum begitu besar, baik oleh nasabah perusahaan maupun rumah tangga," jelasnya.

BACA JUGA: Permendag Ekspor Timah Dinilai Ciptakan Oligopoli

Rata-rata pemberian kredit baru pada kuartal pertama tahun ini diperkirakan menurun sebesar 3,4 persen qtq (quarter to quarter). Sedangkan pertumbuhan outstanding kredit kuartal satu 2014 dibandingkan posisi Desember 2013 diperkirakan tumbuh sebesar 4,4 persen.

Diprediksi, perlambatan pertumbuhan kredit diperkirakan berlanjut pada 2014. Kalangan perbankan memperkirakan pertumbuhan kredit menjadi 19,1 persen yoy (year on year), melambat dibandingkan perkiraan pertumbuhan kredit 2013 sebesar 20,8 persen yoy. "Pertimbangan perbankan untuk memperlambat pertumbuhan kredit ini karena tren pelemahan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan suku bunga kredit," paparnya. (Gal)

BACA JUGA: Mei, Garuda Buka Rute Jeddah-Makassar dan Jeddah-Medan

BACA ARTIKEL LAINNYA... BBM Subsidi Dipertegas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler