CIREBON- Menjelang Idul Fitri banyak cerita menarikBukan hanya arus mudik yang menarik disimak ataupun kebiasaan berbelanja pakaian baru untuk menyambut hari yang fitri
BACA JUGA: Anggap Kartu Lebaran Tak Bermasalah
Tapi, fenomena yang satu ini juga menarik disimakBACA JUGA: PMI Andalkan Donor Pengganti
Lari dikejar THR.BELUM lama koran ini pernah memuat tulisan soal proposal yang menumpuk disejumlah kantor organisasi perangkat daerah (OPD)
Kaburnya pejabat mendekati lebaran, salah satunya disebabkan para pemilik proposal tersebut yang mulai menagih pencairan dana
BACA JUGA: APBD Bandung Baru Terserap 20 Persen
Tapi, ada juga penyebab lainnya yaitu berdatangannya tamu-tamu ataupun konstituen yang juga meminta THRMemang dari sejumlah pejabat yang diwawancarai koran ini semuanya mengaku punya budget khusus untuk urusan memberikan THR, tapi tidak sedikit dari mereka yang lebih memilih menghindar.Fenomena pejabat yang kabur dikejar THR ini bisa terlihat jelas di Kantor DPRD Kota CirebonSejak pagi hari nyaris tidak ada satu pun wakil rakyat yang menunjukan batang hidungnyaKondisi serupa juga terlihat dibeberapa kantor OPD yang kepala dinas dan kepala bidangnya rata-rata juga tidak ada ditempat.
Sekretaris Dinas Kesehatan, Deane Dewi Ratih, pernah mengungkapkan kalau dirinya sering kebingungan menanggapi ajuan proposal-proposal tersebutKebingungan tersebut, lantaran tidak adanya pos anggaran untuk merealisasikan proposal THR tetapi para pemilik proposal justru menggunakan cara-cara yang kurang baik saat proposalnya tidak terealisasi.
"Uangnya dari mana? Nggak ada anggaran untuk itu, mangkanya kita sih nggak pernah ngasih," ucap perempuan yang kini menjabat Staf Ahli Walikota ini.
Kadang, lanjut dia, ada juga yang berteriak-teriak dinkes pelit, sembari marah-marahKalau sudah begitu, pada akhirnya pemberian pun alakadarnya dan seringkali itu berasal dari kantong pribadiSebab, dari anggaran dinas memang tidak ada untuk proposal THR"Jangankan buat mereka, buat karyawannya sendiri saja belum jelas THR-nya," tandasnya.
Lalu bagaimana para pejabat menanggapi fenomena ini? Wakil Ketua DPRD, Edi Suripno SIP, mengaku dirinya sudah memilah dan memilih mana saja yang berhak menerima THRNamun, untuk konstituen Edi mengaku THR nya sudah dikordinir oleh partai"Ya ada lah, sudah disiapkanTapi saya biasa saja, tidak terlalu ngerasa terusik," tutur Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Menurut Edi, di partai tempatnya bernaung, seluruh kader yang akan memberikan THR dikordinasikan dengan partaiSehingga nantinya konstituen tinggal mengambil THR-nya melalui DPCMenurut Edi, THR untuk konstituen hanya berupa bingkisan sederhana seperti sarung dan uang ala kadarnya"Sederhana saja, paling sarung sama uang se-adanya," katanya.
Edi mengakui, untuk urusan THR ini dirinya memang sudah memiliki anggaran khususNamun, Edi enggan mengungkapkan berapa jumlah uang yang dialokasikan untuk THR ini.
Terpisah, Direktur RSUD Gunung Jati, Drg Heru Purwanto, mengaku belakangan ini banyak tamu yang datang mencarinyaNamun, kebanyakan tamu-tamu tersebut tidak dikenalnya dan tujuannya hanya untuk meminta THR"Ya belakangan ini kok banyak ya yang nyari saya," akunya.
Meski begitu, Heru mengaku memilih dan memilih mana yang berhak mendapatkan THR dan mana yang tidakSebab, banyak yang tidak dikenal dirinya dan bahkan mungkin tidak pernah bertemu sama sekali tetapi tiba-tiba muncul minta bertemu untuk meminta jatah THR"Saya lihat-lihat lahDipilah dan dipilih," katanya sembari menolak menyebutkan berapa dana yang dianggarkannya untuk memberi THR terhadap orang dekat ataupun kerabat-kerabatnya"Ada lah pokoknya," pungkasnya(yuda sanjaya)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah TKI Datang Meningkat 90 persen
Redaktur : Tim Redaksi