jpnn.com - LUMAJANG - Pascakejadian pembunuhan dan penganiayaan berat terhadap dua aktivis antitambang Salim serta Tosan, kondisi Desa Selok Awar-Awar, Lumajang, kini telah kondusif. Bahkan, setelah ramai diberitakan di media-media nasional, aktivitas penambangan ilegal mulai tiarap.
Ratusan truk yang biasa hilir mudik sejak pagi hingga malam mulai tak terlihat melintasi jalanan desa.
BACA JUGA: BREAKING NEWS: Markas Polda Jateng Terbakar Hebat
Turiman, salah seorang warga Desa Selok Awar-Awar, mengatakan, biasanya mulai pagi hingga malam ratusan truk hilir mudik mengangkut onggokan pasir dari pantai di selatan desanya.
"Lihat saja ini di lokasi tambang sudah tidak ada aktivitas," ujar Turiman yang kemarin mengantarkan Jawa Pos melihat lokasi tambang di pesisir selatan Selok Awar-Awar.
BACA JUGA: Ternyata, Ini yang Membuat Pekanbaru Babak Belur (Bagian Kedua, habis)
Menurut Turiman, biasanya banyak backhoe dan truk pasir yang parkir untuk bergantian mengangkut pasir. Namun, sejak adanya kasus Salim dan Tosan, aktivitas penambangan ilegal berangsur berhenti.
Di sekitar lokasi memang terlihat bekas aktivitas penambangan. Misalnya, ada bangunan semipermanen yang di sekitarnya ada perkakas las.
BACA JUGA: Ternyata, Ini yang Membuat Pekanbaru Babak Belur (Bagian Pertama)
"Tempat itu biasanya digunakan untuk memperbaiki backhoe," ujar pria 35 tahun tersebut menunjuk bangunan semipermanen beratap terpal warna biru. (gun/did/c9/ano)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jamaah Tiba Berlinang Air Mata
Redaktur : Tim Redaksi