jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump membatalkan pertemuan dengan para pemimpin Taliban yang sedianya digelar hari ini, Minggu (8/9). Keputusan tersebut menjadi sinyal buruk bagi kelanjutan pembicaraan damai di Afghanistan.
Pembatalan dilakukan karena serangan bom di Kabul yang menewaskan seorang tentara AS dan 11 orang lainnya beberapa hari lalu. Taliban telah mengklaim bahwa mereka adalah dalang di balik aksi tersebut.
BACA JUGA: Mujahidin Taliban Culik Enam Wartawan Afghanistan
Lewat cuitan di Twitter, Trump mengatakan bahwa semula dia berencana bertemu dengan para pemimpin Taliban di Camp David, Maryland, Amerika Serikat. Namun dia membatalkannya setelah Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan Kabul.
"Jika mereka tidak dapat menyetujui gencatan senjata selama pembicaraan damai yang sangat penting ini, dan bahkan akan membunuh 12 orang yang tidak bersalah, maka mereka mungkin tidak memiliki kekuatan untuk menegosiasikan perjanjian yang berarti," kata Trump di Twitter pada hari Sabtu (7/9).
BACA JUGA: Donald Trump Turun Tangan, Kasus A$AP Rocky Beres
BACA JUGA: Taliban Kembali Berulah, Presiden Afghanistan: Berdamai dengan Pembunuh Tidak Ada Artinya
Dikabarkan The Guardian, serangan Taliban itu sendiri terjadi pada hari Kamis (5/9) di mana ledakan bom mobil mengguncang Shash Darak, yakni daerah berbenteng yang berdekatan dengan zona hijau dan rumah bagi beberapa kompleks penting termasuk Direktorat Keamanan Nasional, dan Dinas intelijen Afghanistan.
BACA JUGA: Jelang Kesepakatan Damai, Afghanistan Kembali Diguncang Ledakan
Dalam ledakan itu, satu orang tentara Amerika Serikat meninggal dunia. Dengan demikian, jumlah tentara Amerika Serikat yang meninggal dunia di Afghanistan sepanjang tahun ini bertambah menjadi 16 orang.
Pascaserangan tersebut, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengaku bahwa pihaknya bertanggung jawab atas serangan itu. (rmol/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Taliban Kembali Berulah, Kunduz Mendadak Jadi Kota Mati
Redaktur & Reporter : Adil