jpnn.com, JAKARTA - Presiden Irak Barham Salih bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Davos, Rabu (22/1). Kantor Kepresidenan Irak melaporkan, keduanya membicarakan penurunan jumlah pasukan di Irak.
Pembicaraan berlangsung setelah Washington pada awal Januari menolak permintaan Irak untuk menarik pasukannya dari negara itu.
BACA JUGA: Iran Tak Ingin Membunuh Tentara Amerika di Irak
"Penurunan jumlah tentara asing serta kepentingan menghormati tuntutan rakyat Irak untuk menjaga kedaulatan negara dibahas selama pertemuan itu," bunyi pernyataan kantor tersebut.
Parlemen Irak pada 5 Januari mengesahkan resolusi tak mengikat, yang memuat permintaan kepada pemerintah agar mengakhiri keberadaan pasukan asing di Irak.
BACA JUGA: Amerika Serikat Kembali Hajar Jenderal Iran, Kali Ini Tidak Pakai Rudal
Permintaan itu diajukan setelah serangan udara AS menewaskan jenderal Iran Qassem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis.
Pembunuhan Soleimani yang dibalas Teheran dengan melancarkan tembakan rudal balistik ke dua pangkalan militer Irak yang ditempati pasukan AS, menyoroti pengaruh kekuatan-kekuatan asing di Irak, terutama Iran dan Amerika Serikat.
BACA JUGA: Sentil Yasonna, Arief: Wapres Kiai Maruf Juga Orang Tanjung Priok
Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi telah meminta Washington untuk bersiap-siap menarik pasukan AS, sesuai dengan keputusan parlemen Irak. Namun, pemerintah Trump menolak permintaan itu.
Washington kemudian mengatakan, pihaknya sedang menjajaki kemungkinan memperluas misi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Irak, sebuah rencana untuk berbagi beban di kawasan tersebut. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan