Trump Minta FBI Usut Tuntas Kasus Mesum Calon Hakim Agung

Rabu, 03 Oktober 2018 – 15:12 WIB
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Tekanan bagi Brett Kavanaugh dan Partai Republik makin berat. Pekan ini seharusnya Senat Amerika Serikat (AS) menggelar pemungutan suara hakim agung. Namun, jadwal tersebut bisa saja mundur. Sebab, investigasi FBI belum tuntas. Padahal, Gedung Putih hanya mengizinkan voting terjadi setelah penyelidikan rampung.

''Saya menginginkan penyelidikan yang komprehensif,'' ujar Presiden AS Donald Trump sebagaimana dilansir Reuters Senin (1/10).

BACA JUGA: Calon Hakim Agung AS Dituding Mencabuli Teman SMA

Demi investigasi menyeluruh itu, ayah Ivanka tersebut mencabut batasan yang sebelumnya ditetapkan Gedung Putih. Kini FBI boleh menyelidiki kasus dugaan pelecehan seksual oleh Kavanaugh itu dengan memeriksa seluruh korban.

Semula Gedung Putih hanya mengizinkan FBI menyelidiki Kavanaugh terkait kasus yang dilaporkan Christine Blasey Ford. Yakni, tentang dugaan pelecehan seksual di asrama Georgetown Preparatory School, Negara Bagian Maryland, pada 1982. Dalam kasus tersebut, korban menyeret nama Mark Judge yang merupakan teman dekat Kavanaugh.

BACA JUGA: Di Depan Senat, Ford Ungkap Aksi Bejat Calon Hakim Agung

Namun, pernyataan Trump membuat FBI lebih leluasa menyelidiki Kavanaugh. Mereka tidak lagi hanya berkutat kepada kasus Ford. Kini FBI bisa menginterogasi Deborah Ramirez dan Julie Swetnick. Dua perempuan tersebut juga mengaku sebagai korban Kavanaugh.

FBI berencana memanggil Judge lagi. Sebelumnya, karib Kavanaugh sejak SMA itu memang diminta bersaksi. Namun, kesaksian Kavanaugh belum cukup. FBI perlu menggali lebih banyak. ''Kami harap publik bisa bersabar,'' ujar Barbara Van Gel­der, pengacara Judge.

BACA JUGA: Bersihkan Nama, Kavanaugh Mengaku Lepas Perjaka Selepas SMA

Selain Judge, FBI sudah memanggil Patrick J. Smyth. Kepada penyidik, teman SMA Kavanaugh itu mengaku tidak ingat pernah ada pesta yang mengawali pelecehan seksual di asrama tersebut.

Elizabeth Rasor, mantan kekasih Judge, menyatakan kesediaannya untuk berbicara di hadapan penyidik. Dia mengatakan pernah mendengar Judge bercerita tentang pelecehan seksual.

Meski diberi kebebasan untuk memeriksa perempuan-perempuan yang menjadi korban Kavanaugh, FBI didesak segera menuntaskan penyelidikannya. Itu dilakukan karena Senat yang didominasi politisi Partai Republik mengharuskan pemungutan suara berlangsung pekan ini juga. Namun, politisi Partai Demokrat mewajibkan penyelidikan FBI tuntas dulu sebelum voting.

CNN melaporkan bahwa Kavanaugh tidak akan mengajar di Harvard Law School lagi mulai tahun depan. Sebanyak 800 alumnus Harvard meneken petisi untuk membatalkan mandat mengajar bagi Kavanaugh. ''Kampus harus mengirimkan pesan yang tegas.'' Begitu bunyi pernyataan dalam petisis tersebut. (bil/c4/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Istri Diganggu Trump, Presiden Venezuela Geram


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler