Trump Terus Serang NFL, LeBron James pun Ikut Kesal

Rabu, 27 September 2017 – 20:05 WIB
LeBron James Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Mungkin, Donald Trump jadi pengusaha sukses karena tipikal orang yang ngotot. Apa pun posisinya. Benar atau salah. Misalnya, kengototannya soal protes dengan cara berlutut yang melanda National Football League (NFL).

Presiden ke-45 AS itu bersikukuh jika berlutut saat lagu kebangsaan berkumandang, apa pun alasannya, adalah salah. Karena itu, dia minta NFL bikin aturan baru. Dilarang berlutut saat Star-Spangled Banner diperdengarkan.

BACA JUGA: Korut dan Venezuela Masuk Daftar Travel Ban AS

”NFL punya setumpuk peraturan sendiri. Satu-satunya jalan keluar bagi mereka (NFL, Red) adalah bikin peraturan baru. Dilarang berlutut saat lagu kebangsaan berkumandang.”

Seperti biasa, seruan Trump tersebut dikomunikasikan melalui akun Twitter pribadinya. Ini merupakan puncak dari seruan lainnya yang dilontarkan Trump sejak Jumat (22/9) waktu setempat.

BACA JUGA: Trump Panen Kecaman dari Dunia Olahraga AS

Dalam pidatonya di Alabama, Trump meminta semua pemain NFL yang tidak berdiri dengan sikap sempurna saat lagu kebangsaan berkumandang layak disanksi dan dipecat.

Sikap hormat yang dia maksud adalah berdiri tegak dengan atau tanpa tangan kanan menyilang di dada. Dia merujuk kepada Colin Kaepernick.

BACA JUGA: Korut: Perang Tak Bisa Dihindarkan

Tahun lalu pemain San Francisco 49ers itu berlutut saat Star-Spangled Banner berkumandang sebagai bentuk protes terhadap kesewenangan polisi terhadap warga kulit hitam.

Segera setelah kalimat Trump itu tersebar luas melalui media dan jejaring sosial, ramailah jagat maya. Dalam hitungan menit, kata-kata taipan 71 tahun itu menjadi bahan omongan. Mayoritas mengecam. Gelombang perlawanan terhadap Trump pun bermunculan.

Senin malam waktu setempat (25/9) Dallas Cowboys kompak berlutut ketika sebelum lagu kebangsaan diperdengarkan. Bukan hanya para pemain, melainkan juga si pemilik klub, Jerry Jones.

Jones hanyalah salah seorang pemilik klub yang berseberangan dengan Trump. Selain dia, ada Shahid Khan (pemilik Jacksonville Jaguars), Dan Snyder (Washington Redskins), serta Jimmy Haslam (Cleveland Browns) yang juga bergabung dengan tim mereka di lapangan ketika lagu kebangsaan berkumandang.

Mereka saling mengaitkan tangan dengan para atlet. ”Menurut saya, cara Anda menghormati bendera Amerika atau lambang negara lainnya tidak serta-merta menunjukkan sikap Anda dalam masyarakat,” kata Jones.

Sikap masing-masing individu dalam menghormati lambang negara boleh saja berbeda. Karena itu, dia tidak keberatan berlutut bersama timnya, Dallas Cowboys, di lapangan sebelum Star-Spangled Banner dikumandangkan.

Pemilik Atlanta Falcons, Arthur Blank, menyatakan bahwa para atlet NFL punya hak untuk mengekspresikan sikap mereka. Bab Kraft, pemilik New England Patriots, punya pendapat yang sama. Seharusnya, lanjut dia, presiden tidak perlu mengurusi hal seperti itu.

”Saya mengenal tim saya dengan sangat baik. Saya melihat kerja keras mereka tiap hari. Maka, saya tak ragu mendukung sikap mereka,” ujar Jeffrey Lurie, bos Philadelphia Eagles.

Sebagian besar pemilik klub yang kini mengambil sikap berseberangan dengan Trump dulu adalah pendukung suami Melania tersebut. Setidaknya pada masa kampanye sampai pelantikan.

Buktinya, dari para bos NFL itulah Trump memperoleh donasi USD 7,75 juta (sekitar Rp 103,7 miliar) untuk inaugurasi. Khan dan Kraft merupakan dua pemilik klub yang menyumbang besar.

Kini atlet dari luar NFL ikut bersuara. Pemain basket kenamaan AS, LeBron James, misalnya. Kemarin (26/9) BBC melaporkan bahwa James memprotes langsung Trump.

”Sekarang presiden menggunakan olahraga sebagai cara untuk menguji dan memecah belah kita,” sindirnya.

Namun, NFL tidak terpengaruh. Dan, James bangga dengan fakta tersebut. Dia senang karena masyarakat Negeri Paman Sam tak mudah terpecah belah.

”Sungguh luar biasa dampak olahraga bagi semua orang. Tidak peduli seperti apa bentuk, ukuran, bobot, etnis, agama masyarakat, saat mereka jatuh hati pada atlet atau klub olahraga tertentu. Maka, mereka akan bersatu,” papar James.

Karena itu, dia yakin upaya Trump untuk memecah belah AS tidak akan berhasil. Menurut atlet 32 tahun tersebut, publik hanya bakal melihat perbedaan sikap tersebut sebagai warna. (AP/Reuters/BBC/CNN/newyorktimes/hep/c16/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tebar Ancaman Lagi, Kim Jong un Sebut Trump Sakit Jiwa


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler