JAKARTA -- Bencana tsunami dahsyat di Jepang berpengaruh kepada proses negosiasi kontrak PT InalumMenteri BUMN Mustafa Abubakar terang-terangan menyatakan sungkan bila membicarakan Inalum di saat Jepang sedang dilanda duka mendalam.
"Mengenai Inalum sudah saya katakan bahwa jangan dulu kita bicarakan, karena Jepang lagi mengalami musibah," ujar Mustafa Abubakar usai acara di DPR, kemarin petang (15/3), saat ditanya mengenai perkembangan proses negosiasi antara tim yang dibentuk pemerintah RI, dengan Nippon Asahan Alumminium (NAA)
Saat diajukan lagi pertanyaan mengenai sampai dimana proses negosiasi, lagi-lagi Mustafa berdalih belum mau bicara mengenai hal ini lantaran Jepang masih menghadapi musibah
BACA JUGA: Pemerintah Diingatkan Agar Tak Asal Bangun Rusun
"Kalau kita membahas Inalum tentu ada kaitannya dengan Jepang, sementara mereka lagi menghadapi musibah," terang mantan Kabulog itu.Lantas, kapan proses nego dilanjutkan? Mustafa belum berani memastikan
BACA JUGA: Saham ASII Muncer, UNTR Terhempas
"Untuk saat ini kita berdoa dulu membantu meringankan musibah yang dialami Jepang
Seperti diketahui, masa berlakunya masa berlaku Build, Operate and Transfer (BOT) Inalum akan berakhir 2013. Tiga tahun sebelum kontrak habis, sesuai perjanjian, kedua pihak harus bernegosiasi apakah kontrak berlanjut atau diputus
BACA JUGA: Pemerintah Pertahankan Harga BBM Bersubsidi
Meski pemerintah sudah menegaskan tidak akan memperpanjang kontrak NAA, namun proses nego tetap harus dilakukan, dengan acuan proposal yang diajukan pihak NAA.Dalam beberapa kesempatan, Mustafa mengatakan, perbankan plat merah siap mengambil alih saham NAA, yang besarnya 58,9 persenDana yang dibutuhkan sekitar 720 juta dolar ASDijelaskan, ada dua opsi pengelolaan Inalum, yakni menjadikannya sebagai BUMN baru atau menjadi anak perusahaan BUMN.
Mustafa juga mengatakan, sejumlah BUMN akan dilibatkan mengelola Inalum ke depan, yakni PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Securities, dan PT Aneka Tambang (Antam)(sam/yud/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Khawatirkan Krisis Pangan dan Energi
Redaktur : Tim Redaksi