TTIC Kementan Serap Ayam Peternak Mandiri untuk Dongkrak Harga

Rabu, 03 Juli 2019 – 09:48 WIB
Ilustrasi peternakan ayam. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Anjloknya harga ayam hidup di tingkat peternak khususnya yang terjadi di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat menjadi trending topic di dunia peternakan dalam beberapa minggu ini.

Banyak peternak mandiri  menghentikan usahanya, bahkan menjual kandang miliknya karena tidak sanggup lagi mengatasi mahalnya biaya berternak ayam ras.

BACA JUGA: Dorong Pengentasan Kemiskinan Petani, BKP Kementan Kembangkan PKU di Jambi

Merespons masalah tersebut, Toko Tani Indonesia Center (TTIC), Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian bergerak cepat turut andil dalam melindungi peternak ayam, khususnya peternak mandiri yang masih bertahan menekuni usahanya.

BACA JUGA: Kementan Gencarkan Program Serasi di Kalimantan Selatan

BACA JUGA: Cabai di Magetan Dikabarkan Terserang Penyakit, Tim POPT Langsung Turun Tangan

Kehadiran TTIC Kementan melalui kerja sama pembelian ayam hidup agar peternak mandiri menjadi bergairah lagi.

Kerja sama ini melibatkan  Perhimpunan Peternak Unggas Nasional ( PPUN) Kab. Bogor  yang menghimpun dan mengatur penjualan ayam peternak mandiri serta pemilik Rumah Potong Ayam (RPA) dan _blast freezer_ sehingga TTIC akan menyalurkan ayam beku dari peternak mandiri, baik di TTIC Jakarta dan Bogor, serta ke outlet-outlet Toko Tani Indonesia (TTI) yang tersebar di Jabodetabek.

BACA JUGA: Ketua ABMI Sebut Mentan Amran Sukses Membalikan Impor menjadi Ekspor Bawang Merah

Sebagai tahap awal, pada Selasa (2/7), TTIC telah  menyerap 1,5 ton ayam hidup atau setara  dengan 1 ton ayam beku yang dibeli langsung dari peternak ayam mandiri di peternakan rakyat Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pembelian ayam ras di peternak sesuai harga acuan pemerintah (HAP Permendag 96/2018) sebesar Rp 18.000 - Rp 20.000 per kg ayam hidup, tergantung besaran ayam, jauh diatas harga pasar untuk wilayah Jawa Barat yang saat ini berkisar Rp 10.000-Rp 15.000 per kg.

Pembelian ini akan terus berlanjut dan tidak hanya di Bogor, namun juga ke daerah-daerah lainnya sampai harga di peternak naik minimal sesuai HAP dan stabil.

"Kami akan membuat MoU kerjasama dengan peternak mandiri di sekitar Bogor agar secara kontinyu bisa mengisi kebutuhan ayam broiler di TTIC dan outlet TTI  sekitar Jobodetabek. Selain itu kami juga akan mendorong TTIC di propinsi sentra peternakan ayam seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY untuk melakukan hal serupa. Dengan demikian peternak akan mendapat keuntungan yang layak dari usahanya, serta akan mendekatkan masyarakat sebagai konsumen dalam pemenuhan daging ayam dengan harga yang terjangkau. Kami beli ayam di peternak sesuai HAP, dan kami jamin harga ayam di TTIC danTTI lebih murah dari harga pasar karena kita memotong rantai distribusinya," ungkap Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi yang ditemui di kantornya, Selasa (2/7/2019).

Pemilik peternakan ayam pun menyambut baik rencana kerja sama ini karena mereka memperoleh harga jual yang lebih menguntungkan, serta mendapat jaringan pasar baru selain  yang selama ini menjual langsung ke pasar terdekat.

"Alhamdulillah, pemerintah selalu peduli terhadap kami selaku peternak mandiri dengan bekerjasama melalui pembelian ayam yang akan rutin dikirim ke TTIC Jakarta dan TTI di Jabodetabek. Kami merasa semangat lagi untuk meneruskan usaha kami, dan berharap hal ini dapat terus berjalan," jelas Sugeng sang pemilik peternakan dengan penuh semangat.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen PKH, Fini Murfiani, menyampaikan bahwa Ditjen PKH telah memetakan informasi peternak mandiri khususnya di wilayah sentra produksi ayam potong. Para peternak ini juga selalu mendapatkan pendampingan dari Ditjen PKH.

Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Risfaheri, turut memperkuat yang disampaikan Kepala BKP bahwa kerjasama ini sebagai bentuk peduli pemerintah terhadap usaha peternakan mandiri yang saat ini harus bersaing hidup dengan peternak milik perusahaan dan sebagai pihak yang paling terpuruk merasakan dampak penurunan harga ayam.

"Semoga kerjasama ini akan berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi peternak ayam mandiri agar mereka bangkit lagi,  bersemangat lagi menjalankan usahanya. Dengan demikian TTIC dan TTI mendapat jaminan pasokan daging ayam, peternak mendapatkan harga sesuai HAP, dan konsumen mendapat harga yang wajar, karena ayam langsung dibeli dari peternak sehingga memutus rantai pemasaran" pungkas Risfaheri. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan dan Satgas Pangan Telusuri Penyebab Besarnya Disparitas Harga Ayam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler