jpnn.com, TANJUNGKARANG TIMUR - Kepergian SY, 52, warga Jalan Hanoman, Sawah Brebes, Tanjungkarang Timur, Rabu (16/6), masih meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya.
Suasana duka masih terasa di rumah pria yang menabrakkan diri ke kereta api di area perlintasan yang ada di daerah tersebut.
BACA JUGA: SY Ditemukan Tewas di Perlintasan KA, Tubuhnya Terbelah Tiga, Mengerikan
Berdasarkan pantauan di lapangan, rumah SY di Jalan Kartini Gang Duane, Palapa, Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung, juga terlihat telah dipasangi tenda di depan halamannya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban dikebumikan di pemakaman umum setempat pada Rabu (16/6) siang.
BACA JUGA: Taufik Hidayat Divonis Mati, Hakim Sebut Tak Ada Hal yang Meringankan
Ditemui di rumah ketua RT setempat, Eka Marlistya, 50, istri korban mengaku telah mengiklaskan kepergian kepala keluarga mereka yang begitu mendadak.
“Insyallah sudah ikhlas,” katanya.
BACA JUGA: Inilah Tampang Begal Sadis Penusuk Mbak Amelia dan Serli
Eka menuturkan, sebelum kepergian almarhum, Eka mengaku sempat merasakan beberapa keanehan dari korban. Itu lantaran SY mendadak meminta maaf padanya lantaran tidak dapat membantu memenuhi kebutuhan keluarga.
“Dia (korban, red) sempat minta maaf. Katanya kasihan sama saya, karena saya capek kerja, sementara dia hanya di rumah,” kenangnya.
Eka menjelaskan, sebelumnya SY memang sempat terlihat depresi usai berhenti dari pekerjaannya. SY dan istri sebelumnya diketahui bekerja di sebuah perusahaan elektronik di daerah Tangerang.
Namun, setelah bekerja selama dua puluh tahun, keduanya terpaksa harus berhenti dari pekerjaan dan kembali ke Lampung. Lantaran hal tersebut, Eka mengaku suaminya berubah menjadi pemurung.
Di samping itu, SY mengalami gangguan pendengaran lantaran pernah mengalami kecelakaan kerja. Karena kondisinya tersebut, SY juga kerap terlihat minder untuk bergaul dan berkomunikasi dengan orang di sekitarnya.
“Dulu pernah dibelikan alat bantu dengar, dua kali. Tetapi katanya malu kalau mau pakai-pakai alat itu. Jadi nggak pernah dipakai lagi. Setelah itu juga, dia jadi suka mengurung diri. Lebih banyak di rumah,” jelas dia.
Meski begitu, sambung dia, oleh keluarga, SY dikenal sebagai orang yang rajin dan ulet saat bekerja. Setelah tidak lagi bekerja di perusahaan elektronik, korban sempat bekerja sebagai tukang parkir di daerah tempat tinggalnya.
“Kalau dia (korban, red) termasuk rajin. Kadang suka bantu bersih-bersih di masjid. Cuma memang tidak banyak bicara,” tambahnya.
Eka juga mengatakan, beberapa hari sebelum kejadian, SY sempat ditemukan berusaha melukai diri di kamar mandi rumahnya. Namun saat itu korban mengaku tidak sadar saat melakukan hal tersebut.
Usai kejadian, SY bersikap normal dan mulai keluar rumah. Bahkan beberapa jam sebelum kejadian, korban diketahui sempat ngobrol bersama beberapa pemuda di depan rumahnya.
“Waktu dia keluar rumah nggak ada yang tahu, karena saya lagi tidur. Tetapi tetangga bilang dia sempat ngobrol sama anak-anak muda yang nongkrong di depan rumah. Sempat menawarkan pisang juga,” katanya.
Eka mengaku baru mengetahui hal yang menimpa suaminya, saat polisi datang ke rumahnya sekitar pukul 4.00 wib dini hari. “Rasanya ya bingung, sedih waktu itu, karena saya nggak tahu kapan dia keluar,” tandasnya.
Hal serupa juga diungkapkan Ade Tuti Nurjanah, ketua RT setempat. Tiga hari sebelum kejadian nahas tersebut, Neng sapaan akrabnya mengaku sempat mengobrol bersama korban.
“Saya sempat ngobrol ringan karena waktu itu lihat beliau (korban, red) duduk di depan rumahnya. Saya sempat menawarkan kepada korban untuk jadi linmas, beliau juga mau waktu itu,” katanya.
BACA JUGA: Booking Cewek Cantik Lewat Aplikasi MiChat, Tak Disangka, yang Datang Malah Waria Ganas
Dia mengatakan, SY dikenal sebagai seorang yang rajin beribadah. Itu lantaran dirinya sering melihat korban salat dan mengaji di masjid. “Kadang juga bantu bersih-bersih di masjid,” katanya. (ega/yud/radarlampung)
Redaktur & Reporter : Budi