jpnn.com - JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan pemeriksaan terhadap mantan Direktur Utama Century, Robert Tantular. Dia sudah memenuhi panggilan lembaga antirasuah tersebut.
Namun, Robert yang tiba sekitar pukul 11.00 WIB tidak memberikan keterangan apapun saat tiba di KPK. Dia menyerahkannya kepada pengacaranya Andi F Simangunsong.
BACA JUGA: Pasek: Saya Selalu Disuruh Pilih SBY atau Anas
Andi menuturkan, pihaknya menduga ada tangan-tangan tersembunyi yang sengaja menyebabkan Bank Century kolaps dan kalah kliring. Sebab, jika Century dikolaps atau dibuat kalah kliringnya harus ada campur tangan dari pemerintah.
"Akhirnya ada dana senilai Rp 6,7 Triliun digelontorkan. Itu yang harusnya menjadi fokus pemeriksaan KPK. Apakah betul kalah kliring dan kolapsnya Bank Century itu dibuat secara sistematis oleh pengaruh adanya invisible hand," kata Andi di KPK, Jakarta, Jumat (20/9).
BACA JUGA: Upayakan Psikologis Pacar Dul tak Terganggu
Namun demikian, ia tidak membeberkan siapa saja yang sengaja membangkrutkan Bank Century seperti yang dimaksudkannya. "Kita yang bertanya, apakah betul adakah invisible hand atau tidak?" ujar Andi.
Ia menjelaskan, sudah ada permintaan dana untuk menyelamatkan Bank Century sebesar Rp 1 Triliun pada tanggal 29 Oktober 2008. Dana itu untuk menyelamatkan Bank Century saat itu. Tapi, permintaan dana tersebut tidak dikabulkan.
BACA JUGA: Karutan: Idealnya 862, Dihuni 3.600 Tahanan
"Akhirnya, pada tanggal 13 November Bank Century kalah kliring dan kolaps. Akhirnya pemerintah terpaksa, saya tidak tahu apa terpaksa beneran atau memang diskenariokan menjadi terpaksa, untuk melakukan bailout Rp 6,7 Triliun," kata Andi.
Robert, katanya, menganggap dana Rp 1 Triliun sudah cukup untuk menyelamatkan Bank Century pada saat itu. "Menurut manajemen Bank Century 1 Triliun cukup untuk menyelamatkan Bank Century," ujar Andi. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pulang Sekolah, A Penuhi Panggilan Polisi
Redaktur : Tim Redaksi