Tuding Pemerintah Istimewakan Corby

Sabtu, 08 Februari 2014 – 14:31 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi III DPR, Deding Ishak mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah memberikan pembebasan bersyarat kepada narapidana perkara narkoba, Schapelle Leigh Corby. Dia menilai pemerintah tidak sensitif terhadap aspirasi masyarakat.

"Soal Corby, pemerintah tidak sensitif terhadap aspirasi masyarakat dan tidak memahami bahwa narkoba merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crimes)," kata Deding kepada JPNN, Sabtu (8/2).

BACA JUGA: Politisi Sebut SBY Pegang Rekor Pengobral Grasi

Politisi Partai Golkar ini menuturkan, pemberian pembebasan bersyarat kepada Corby seperti mengistimewakan perempuan asal Australia itu. "Jadi pemerintah harus menjelaskan kenapa begitu mengistimewakan Corby," ujarnya.

Menurut Deding, dalam hukum jangan hanya melihat asas legal formal tetapi juga asas kemanfaatan. "Apa manfaatnya membebaskan gebong narkoba?" tandasnya.

BACA JUGA: SBY Dicap Tukang Obral Grasi Pengedar Narkoba

Seperti diberitakan, Jumat (7/2) kemarin Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin mengatakan bahwa permohonan pembebasan bersyarat Corby telah dikabulkan. Perempuan asal Australia yang dijuluki Ratu Mariyuana itu bisa keluar dari sel tahanan, tetapi baru bisa meninggalkan Indonesia setelah bebas murni.

Corby divonis hukuman 20 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Denpasar pada Mei 2005. Ia dinyatakan bersalah terbukti menyelundupkan 4,2 kilogram ganja ke Bali. (gil/jpnn)

BACA JUGA: KPU Disebut Sebarkan Teror

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Sekoci Imigran di Atas Rp 1 M


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler