Tuduhan HTI dari Makar, Anti-Pancasila dan Pemecahbelah Bangsa

Senin, 08 Mei 2017 – 15:46 WIB
Ratusan massa DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Lampung melakukan aksi damai di area Tugu Adipura, Bandarlampung, (16/10). Aksi tersebut terkait pelecehan Alquran yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Foto: Tegar/Radar Lampung Ilustrasi by:

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah resmi akan membubarkan organisasi massa yang berbasis Islam, Hizbut Tahrir Indonesia.

Sikap itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mewakili pemerintah atas hasil kajian keberadaan organisasi masyarakat yang ada di Indonesia.

BACA JUGA: Wiranto: HTI Membahayakan Keutuhan NKRI

"Mencermati berbagai pertimbangan serta menyerap aspirasi masyarakat, maka pemerintah perlu mengambil langkah hukum secara tegas untuk membubarkan HTI," kata Wiranto di kantornya, Senin (8/5).

Menurut Wiranto, langkah pembubaran itu merupakan perintah dari Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA: Pembubaran HTI Atas Perintah Presiden Jokowi

"Atas pernyataan Bapak Presdien bahwa organisasi keormasan yang nyata-nyata bertentangan dengan Pancasila ideologi negara maka dilakukan satu pengkajian yang mendalam dan dilakukan langkah-langkah yang cepat dan tegas," kata Wiranto.

Sejauh ini, juru bicara HTI Ismail Yusanto belum berhasil dikonfirmasi. Saat dihubungi teleponnya tak diangkat.

BACA JUGA: Fahri Harapkan Pemerintah Tak Bertindak Berlebihan soal HTI

Namun dari beberapa pernyataan Ismail Yusanto di laman resmi HTI, JPNN lantas mengutipnya. Komentar itu terkait dengan beberapa tuduhan yang dijawab lugas.

Berikut kutipannya:

Ada beberapa tuduhan, di antaranya karena HTI dengan ide khilafahnya mengancam negeri ini atau bentuk makar. Bagaimana menanggapi hal itu?

Ini tuduhan tidak benar. HTI adalah ormas legal berbadan hukum perkumpulan (BHP). Kegiatannya dakwah. Semua yang disampaikan oleh HTI tak lain adalah ajaran Islam. Bagaimana bisa, kegiatan dakwah disebut makar? Ini jelas retorika basi ala Orde Baru yang dulu acap dipakai untuk menghambat dakwah.

Ada juga yang menuduh, HTI akan mengganti UUD 1945 dan Pancasila, bahkan ada yang menuduh HTI akan mendirikan negara dalam negara?

Sekali lagi penting ditegaskan, HTI adalah kelompok dakwah. Yang disampaikan HTI baik itu syariah, khilafah, al-Liwa’ dan ar-Rayah tidak ada lain kecuali ajaran Islam. Dalam UU Ormas tentang larangan, Islam bukanlah termasuk paham yang bertentangan dengan Pancasila. Jadi, bagaimana bisa dikatakan kegiatan HTI bertentangan dengan Pancasila? Lalu mengenai perubahan UUD 45, di dalam UUD 45 itu sendiri terdapat ketentuan yang memungkinkan terjadinya perubahan. Faktanya, UUD 45 memang sudah berulang berubah. Bahkan sekarang sedang disiapkan perubahan (amandemen) kelima. Jadi siapa sebenarnya yang mengubah UUD 45? Mengapa HTI yang dipersalahkan?

Tudingan lain, HTI dengan khilafahnya akan memecah-belah Indonesia?

Salah satu substansi penting dari khilafah adalah persaudaraan (ukhuwah) yang diwujudkan dengan persatuan. Bagi HTI, persatuan itu penting sekali karena dengan persatuan kita menjadi kuat. Jadi, sangat tidak mungkin HTI dengan ide khilafahnya itu menghendaki perpecahan bangsa. Bila persatuan itu wajib, maka berpecah-belah itu haram. HTI tentu tidak ingin negara ini terpecah-belah. Karena itulah HTI dengan tegas menolak referendum di Timor Timur dulu, karena hal itu ditengarai bakal menjadi jalan separatisme. Ternyata betul. Pasca referendum Timor Timur lepas.

Substansi lain dari Khilafah adalah syariah. Syariah mengajarkan kepada kita secara detil tentang bagaimana menghadapi keberagaman. Jadi bagaimana bisa HTI dituding anti keragaman. Justru Khilafahlah yang telah membuktikan kemampuannya mengatur masyarakat heterogen berbilang abad lamanya.

Kalau terkait tuduhan bahwa ide khilafah akan menimbulkan konflik seperti Suriah?

Ingat, Suriah menjadi seperti sekarang ini bukan karena Khilafah, juga bukan karena Islam, tetapi karena adanya tangan-tangan kotor pihak asing yang turut campur dalam urusan dalam negeri Suriah. Ketika sebagian besar rakyatnya ingin Bashar Assad yang sangat represif, zalim dan kejam mundur, pihak asing itu justru membela dia. Jadilah konflik berkepanjangan hingga sekarang. Pernyataan bahwa Khilafah akan membawa negeri ini seperti Suriah adalah propaganda jahat yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak ingin Islam berjaya karena khawatir kepentingan politik dan ekonominya terganggu.

Di beberapa tempat HTI, dituding anti Aswaja, anti tahlilan dan takfiri. Benarkah?

Jelas tidak benar itu. Orang yang paham HTI pasti akan mengatakan gerakan ini adalah bagian dari Aswaja. Bagaimana mungkin HTI akan melarang tahlilan sedang inti dari tahlilan adalah mengucap kalimah tauhid dan doa? Tak pernah juga HTI mengafirkan pihak lain karena tujuan HTI justru ingin mengislamkan orang kafir. Boleh buktikan, kapan dan di mana, HTI pernah mengafirkan orang Islam atau melarang tahlilan dan sebagainya. Tidak ada.

Lantas, mengapa muncul tudingan-tudingan itu?

Tidak tahu saya. Kemarin-kemarin tidak pernah ada yang beginian. Dugaan saya, ada yang salah paham atau ada pihak-pihak tertentu yang sengaja mengompori dan mengadu domba antara HTI dan ormas atau kelompok Islam lain. Kemungkinan yang terakhir, kita mendapatkan informasi valid dari pihak-pihak yang kompeten. Ini patut disayangkan bila sesama kita dengan mudah diadu domba. Jangan mau lah. Kan kita bukan domba….

Apa pentingnya seruan penerapan syariah dan penegakan Khilafah bagi negeri ini?

HTI melakukan ini semua karena ini adalah kewajiban, yang oleh para ulama bahkan disebut sebagai tâj al-furûdh (mahkota kewajiban). Dengan tegaknya syariah dan Khilafah akan banyak sekali kewajiban-kewajban lain yang bisa ditunaikan. Lagipula, syariah dan Khilafah sesungguhnya adalah solusi atas berbagai persoalan yang tengah dihadapi oleh negara ini dan negeri-negeri Muslim lain. Inilah pentingnya seruan syariah dan Khilafah bagi negeri ini. Kemana lagi kita berharap setelah sosialisme tumbang dan kapitalisme makin loyo, bila tidak pada Islam? Hanya dengan Islam negeri ini bisa menjadi baldatun thayyiban wa rabbun ghafur.

Apa harapan dan yang harus dilakukan ke depan?

Harapannya, umat makin memahami Islam sehingga terdorong mengamalkan dan memperjuangkannya, hingga ajaran Islam benar-benar bisa tegak dan memberikan rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil ‘alamin). Untuk itu, dakwah harus terus digencarkan, dan semua komponen umat yang terlibat harus bahu membahu, saling mendukung, bukan saling menyerimpung. Sudah sangat berat tantangan lawan di luar sana, jangan pula ditambah dengan kesalahanpahaman di antara kita. Bila kita istiqamah dalam dakwah dan bergerak dengan semangat ukhuwah, insya Allah cita-cita tegaknya kembali ‘izzul Islam wal muslimin akan segera bisa terwujud.

(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Segera Bubarkan HTI, Nih Alasannya...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler