JAKARTA -- Tugas jurnalis di media lokal jauh lebih berat dibanding jurnanis media nasionalDemikian dikatakan peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI Prof Ikrar Nusa Bakti
BACA JUGA: Komposisi Parlemen Diharapkan Fifty-fifty
Alasannya, gaji jurnalis media lokal lebih rendah, sedang tantangan dan ancamannya jauh lebih besar dibanding jurnalis media nasional"Jurnalis daerah memiliki tugas yang jauh lebih berat dibanding jurnalis nasional, yaitu dari segi gaji dan perlindungan keamanan
BACA JUGA: Kemenhut Wacanakan Pembongkaran Vila Bodong
Dewan pers agar benar-benar memperhatikan bagaimana perlindungan terhadap wartawan, bukan cuma sosialisasi di tingkat pusat tapi juga di daerah," ujar Ikrar dalam diskusi bertema 'Pers dan Artikulasi Kepentingan Daerah' di gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Senayan, Jumat (12/2).Karena beratnya tugas dan ancaman itu, Ikrar menyarankan sosialisasi mengenai tugas-tugas jurnalis bukan hanya dilakukan di kalangan pers saja, namun juga kepada unusr pemerintah daerah termasuk aparat keamanan
Sementara itu, anggota Komisi I DPR Ramadhan Pohan berpendapat, media independen di tingkat lokal harus berani mengangkat isu-isu daerah, misalnya korupsi kepala daerah yang jauh lebih bermanfaat dibanding isu nasional
BACA JUGA: Ancaman Reshuffle, Komunikasi Politik Terburuk SBY
“Dengan mengangkat berita daerah akan memberi energi positif dan perspektif baru di daerah,” ujar Ramadhan yang juga hadir sebagai pembicaraPolitisi Partai Demokrat itu juga berharap sudah saatnya pers komunitas diperhatikan, karena mereka-lah yang banyak memuat isu-isu daerah.Pembicara lain, Anggota Dewan Pers, Wina Armadi Sukardi, menyatakan peranan pers di daerah diperkuat oleh jumlah media massa di daerah yang mencapai 90% dari total jumlah media di IndonesiaBerdasarkan data dari Dewan Pers, jumlah televisi lokal sebanyak 125, sedangkan televisi nasional hanya 10, dan 1 televisi publikSementara, jumlah stasiun radio mencapai 857, dengan jumlah 49 stasiun berada di Jakarta
Sedang jumlah media cetak bahkan mencapai 1500“Komposisi pers kita dibanding dengan 10-12 tahun yang lalu, ketika orientasinya kepada pers nasional, sekarang mengalami perubahan, sekarang justru pers ini banyak tumbuh dan berkembang di daerah sendiri”, tegas WinaMenurut Wina ada sejumlah faktor yang mempengaruhi artikulasi peranan pers dalam pembangunan daerah yaitu antara lain, masih banyak peraturan dan perundangan yang bisa dipakai untuk mengancam wartawan dan sikap pejabat yang bertindak berlebihan terhadap kritik.
Cara untuk meningkatkan peran pers, menurut Wina, yakni menjadikan isu daerah sebagai primadona pemberitaanJuga menyegarakan televisi jaringan yang seharusnya sudah dimulai 3 tahun yang laluSelain itu, Sultan mengungkapkan kompetensi dan kesejahteraan wartawan juga perlu ditingkatkan, sehingga bisa memunculkan berita-berita yang mengangkat daerah
Sultan Bakhtiar Najamudin, Anggota DPD RI Provinsi Bengkulu, mengatakan, berkat peranan pers, dinamika kehidupan masyarakat hingga ke sendi-sendinya bisa diketahui publikNamun, peranan pers dalam menyuarakan kepentingan daerah memiliki kendalaSultan menyampaikan bahwa porsi pemberitaan daerah masih sangat kurang, terlebih di media nasional”Padahal, di daerah banyak juga masalah dan cerita-cerita unik yang layak untuk diangkat,” kata Sultan(sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eselon I di Lima Kementerian Bertambah
Redaktur : Soetomo Samsu