Tujuh Pasien Terduga Virus Mers

Selasa, 13 Mei 2014 – 07:53 WIB

jpnn.com - BANDUNG - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung kini merawat tujuh orang dengan satu di antaranya anak berusia dua tahun yang diduga terkena suspect virus MERS atau yang lebih dikenal sebagai virus unta.

Kepala Humas RSHS Nurul Wulandhani mengatakan, anak berusia dua tahun berinisial A tersebut merupakan pasien rujukan dari RS Santosa Bandung. Sebelum dilakukan perawatan A bersama orang tuanya usai umroh dari Arab Saudi.

BACA JUGA: Karcis Dibatasi, Puluhan Penumpang KA Kecewa

"Pasien A rujukan dari RS Santosa. Pasien tersebut sebelumnya dibawa sama keluarga untuk pergi umroh," katanya saat ditemui di RSHS Bandung, Senin (12/5).
A sendiri masuk ke RSHS pada Minggu (11/5) lalu. Selain itu, RSHS menerima pasien berinisial D (52), N (49) dan F (81) dengan diantaranyta rujukan dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung.

Keempatnya kini menjalani perawatan di ruang isolasi RSHS Bandung dengan ditangani dokter berbagai spesialis. Untuk pasien anak mendapat penanganan dari spesialis anak.

BACA JUGA: Sering Mutasi, Ganggu Konsentrasi Pejabat

"Semuanya setelah dirawat di sini kondisinya stabil, membaik. Namun mereka belum bisa meninggalkan RSHS karena masih menunggu hasil pemeriksaan dari labolatorium," katanya.

Nurul menjelaskan, untuk gejala Mers yang dialami anak, tidak jauh berbeda dengan dewasa yaitu apakah memiliki riwayat perjalanan dari Timur Tengah yang kini sedang marak ditemukannya indikasi virus pernafasan ini.

BACA JUGA: Dari 1.619 Honorer K2, 533 Diusulkan Dicoret

"Anak biasanya memiliki keluhan anatara lain sesak nafas, demam dan batuk serta riwayat perjalanan umroh," ujarnya.

Total suspect Mers yang dirawat di RSHS ada tujuh pasien. Tiga pasien lain yang lebih dulu mendapat perawatan diantaranya AS (54), E (51) dan M.

Nurul menyebutkan, bertambahnya pasien suspect Mers ke RSHS tidak lepas dari maraknya pemberitaan tentang virus Mers. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat, terutama yang bepergian ke luar negeri, khususnya ke Timur Tengah.

Menurut Nurul, masyarakat yang pergi atau pulang dari Timur Tengah sebenarnya tidak perlu khawatir berlebihan. Tetapi yang harus dilakukan adalah meningkatkan kewaspadaan dengan cara menjaga daya tahan tubuh, makan dan minum yang baik, mengkonsumsi multivitamin, istirahat yang cukup.

Bila merasa terserang flu, lanjut Nurul, masyarakat bisa berobat ke dokter umum terdekat. Jika setelah berobat ke dokter umum penyakit flu tidak membaik, apalagi jika terdapat sesak nafas, maka sebaiknya pasien dibawa ke rumah sakit yang menyediakan ruang isolasi suspect.

Untuk diketahui, kata Nurul, masa inkubasi Mers adalah 14 hari semenjak kepulangan dari daerah endemik Mers, yakni Timur Tengah. “Jadi setelah lewat 14 hari kita boleh pastikan itu di luar infeksi Mers. Jika 14 hari baik-baik saja, insya allah bukan Mers,” tambahnya.

Sejak sepekan lalu, RSHS sudah merawat 13 pasien suspect Mers. Kini pasien yang masih dirawat 7 orang, dan sisanya sudah pulang dan dinyatakan negatif. (bal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanya 18 Anggota DPRD Lama yang Bertahan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler