MAJALENGKA – Menuju suksesi wajib belajar pendidikan dasar (wajardikdas) 9 tahun, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Majalengka terus merealisasikan program sekolah satu atapDi Majalengka, saat ini sudah dibangun dan dioperasikan tujuh sekolah model satu atap, terutama di desa-desa terpencil yang jauh dari fasilitas transportasi umum
BACA JUGA: Nonton Film Porno Bukan Pendidikan Seks
Kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Majalengka, Drs H Sanwasi MMPd mengatakan, kehadiran sekolah satu atap sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat, karena di Majalengka kebanyakan masyarakatnya adalah petani dan keluarga kurang mampu
Menurut Sanwasi, program sekolah satu atap yang menyatukan sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam satu atap, akan melancarkan pengelolaan pelayanan dan peningkatkan mutu pendidikan di Majalengka.
“Antusias masyarakat terhadap kehadiran sekolah satu atap sangat besar
BACA JUGA: Biaya RSBI Masih Mahal
Saat ini sekolah SD dan SMP satu atap di Majalengka dilakukan pembenahan dengan berbagai perbaikan, baik ruang kelas untuk belajar maupun fasilitas lainnya yang diperlukan agar pelayanan dan pembelajaran kepada siswa bisa berjalan lancar,” kata dia.Sanwasi menambahkan, pendirian sekolah satu atap dimaksudkan untuk menuntaskan program wajardikdas 9 tahun
BACA JUGA: Bantah RSBI Sekolahnya Orang Kaya
Sesuai dengan tujuan pendirian satap, pengelolaannya dilaksanakan dengan konsep manajemen satu atap, sehingga ketika terjadi kekurangan, maka sumber daya lainnya harus saling menunjang
“Secara bertahap kami akan menambah jumlah guru PNS, sesuai dengan PP No 19/2003 tentang standar pendidikan nasional, namun penempatannya lebih diprioritaskan kepada guru-guru bidang studi yang termasuk dalam mata pelajaran yang masuk dalam kategori ujian nasional, seperti Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris,” ujarnya(rdh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ICW Minta Ombudsman Pantau Dana BOS
Redaktur : Tim Redaksi