BACA JUGA: Tahun Depan, Obat Seribuan Kadaluarsa
Namun, lebih mengutamakan prestasi dan tanggung jawab menjaga nama baik Korps Bhayangkara."Polri adalah institusi yang harus bebas dari politik
Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengingatkan agar setiap calon Kapolri menjaga soliditas satuan
BACA JUGA: Presiden Evaluasi Kinerja Gubernur
"Tidak perlu saling mencari dukungan dengan jalur-jalur politikPurnawirawan bintang tiga itu menilai, siapapun yang akan maju sebagai calon TB1 (Tri Brata 1, sandi Kapolri, Red) harus punya rekam jejak yang bersih
BACA JUGA: Satgas Sudah Layaknya Dibubarkan
"Kita yakin, Polri punya kader-kader terbaik," kata Nugroho.Di tempat terpisah, mantan Kapolri, Jenderal Polisi (Pur) Chairuddin Ismail, berpesan agar Polri lebih arif mensikapi kritik-kritik menjelang pergantian Kapolri Oktober nanti"Saya sudah ngomong ke mereka (kepolisian)Bagaimana pun mereka kan adik-adik saya," kata mantan Kapolri era Gus Dur itu.
Chairuddin juga mengaku kaget ketika mendengar kabar tentang beberapa perwira polisi yang memiliki rekening dalam jumlah yang sangat gendutMenurutnya tugas kepolisian adalah mengklarifikasi kepada publik apa yang sebenarnya terjadi, dan jangan sampai ditutup-tutupi sehingga menjadi pertanyaan publik.
"Waktu saya menjadi Kapolri, ngumpulin Rp 10 miliar saja susahnya setengah matiKalau ada yang sampai punya Rp 500 miliar, hebat sekali mereka," ucapnya dengan nada tegas.
Dirinya sangat mendukung upaya diberlakukannya pembuktian terbalik jika ada pejabat yang dicurigai mempunyai dana berlebihanNah, bila ada laporan kekayaan pejabat selama lima tahun kok tiba-tiba naik signifikan, dan itu dicurigai, itu harus dianggap sebagai bukti awalMenurutnya, pejabat tersebut harus membuktikannya di pengadilan"Sebagai pemilik ia harus menjelaskanTapi dia belum jadi tersangkaTapi kalau dia tidak bisa membuktikan, maka dia bisa diproses lebih lanjut," katanya.
Anggota Komisi Hukum DPR Nasir Djamil, menilai bahwa dukungan para purnawirawan untuk adik-adik juniornya jelang pergantian Kapolri itu wajar"Saya sering terima SMS dukungan itu," katanya kepada Jawa Pos di Jakarta kemarin.
Ketua Pokja Fraksi PKS Komisi III DPR itu memperlihatkan salah satu bentuk SMS yang diterimanyaIsinya: "Salam hormatKami mendukung dicalonkannya Jenderal XXX (sengaja disamarkan, Red) sebagai calon KapolriRekam jejaknya sudah teruji dan dicintai anggotaMohon menjadi periksaTtd Komjen Pur XXX".
Menurut Nasir, SMS yang diterimanya tak hanya dari purnawirawan"Banyak juga yang dari anggota aktifBiasanya di belakang ditulis pangkat dan nama, lalu instansi dinasnyaYa, saya anggap ini aspirasi, jadi wajar-wajar saja," katanya.
Politisi asal Aceh itu menyebut bahwa saat ini ada tiga nama yang sangat kuat dan potensial menggantikan Bambang Hendarso Danuri (BHD)"Pak Nanan, Pak Oegroseno dan Pak Imam Sudjarwo," kata NasirDia akan mengusulkan kepada fraksinya yakni Fraksi PKS, agar tiga nama itu menjadi prioritas usulan.
"Tapi, jangan salahKami menerima usulan dari PresidenJadi, nanti Kompolnas ke Presiden, lalu Presiden ke DPRNah, kalau tiga nama itu diusulkan, berarti cocok," katanya lantas tersenyum.
:TERKAIT Menurut Nasir, salah satu parameter menguji siapa yang paling berpeluang dijagokan sebagai calon Kapolri, adalah melihat mutasi satu bulan mendekati pergantian, yakni bulan September"Kalau dia bintang dua, lalu mendapat promosi jabatan jadi bintang tiga, itu dia," katanya.
Dari tiga nama yang disebut Nasir, Oegro dan Imam memang masih bintang dua"Sangat tidak lazim Presiden menyetor nama seorang perwira tinggi yang masih bintang duaBiasanya akan dinaikkan dulu satu tingkat," katanya.
Bagaimana dengan mitos JI (suku Jawa, agama Islam) sebagai syarat calon Kapolri baru? Nasir mengakui mitos-mitos itu selalu membayangi setiap pergantian"Tapi seharusnya yang dilihat adalah kompetensi, juga angkatannya, agar terjadi regenerasi," katanya.
Secara terpisah, peneliti kepolisian Neta Sanusi Pane mengungkapkan, dari hasil riset di internal kepolisian, ada tiga nama yang saat ini sangat kuat mendapat kepercayaanMereka adalah Nanan Soekarna, Timur Pradopo dan Oegroseno"Saya bicara data dan fakta, sebab saya bukan tim sukses," katanya kemarin.
Penulis buku "Jangan Bosan Kritik Polisi" itu menyebut bahwa Nanan sangat berpeluang, karena dinilai dekat dengan Kapolri sekarang, BHD"Saat terjadi insiden demonstrasi anarkistis di Sumut, Nanan bukan dihukum, tapi diselamatkan menjadi KadivhumasDari posisi itu dia semakin dikenal publik," katanya.
Nanan juga sudah bintang tiga dan merupakan lulusan terbaik Akpol 1978"Dari penelitian kami, satu-satunya yang mengganjal dia hanya karena demonstrasi yang makan korban Ketua DPRD itu," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch itu.
Lalu, ada Timur PradopoKapolda Metro Jaya itu juga punya sederet rekam jejak yang positif"Tapi, dia pernah menjabat sebagai Kapolres Jakarta Barat saat 1998Tahun itu ada peristiwa penembakan Semanggi," katanya.
Lalu, yang terbaru, Timur masih punya pekerjaan rumah mengusut kasus pelemparan molotov di kantor Tempo dan pembacokan aktivis ICW Tama Satriya Langkun"Kalau itu bisa dilakukan segera, namanya akan harum," katanya.
Figur ketiga adalah Irjen Oegroseno"Dari polling internal, dia paling didukung," kata NetaOegro sekarang menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara"Dia punya integritas tinggi dan tegas," katanya.
Salah satunya adalah saat Oegro menjabat Kadivpropam, dengan berjanji mengusut dugaan rekayasa kasus Aan oleh oknum penyidikAan adalah korban penganiayaan karena tidak mau membuat BAP palsu yang diperintah orang kantornya terkait kasus kepemilikan senjata tajam yang dialami bos Aan.
Entah bagaimana, Aan pun dipukul dan tiba-tiba oknum polisi dan karyawan perusahaan menemukan narkoba di badannyaAkibatnya, Aan pun masuk bui per tanggal 15 Desember 2009 di Polda Metro Jaya, sebelum akhirnya dinyatakan bebas oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan"Tapi, belum sempat diusut oleh Pak Oegro, beliau sudah dipindahkan ke Sumatera Utara," kata Neta.
Bagaimana tanggapan para perwira yang disebut-sebut menjadi calon Kapolri itu? Timur Pradopo berulangkali ditanya wartawan di kantornya soal pencalonan KapolriJawabnya sama saja"Saya tidak mau berpendapat soal ituKalau soal keamanan Jakarta, ayo tanya apa saja," kata Timur.
Begitu juga Nanan SoekarnaJenderal bintang tiga yang selalu menjawab SMS wartawan itu mendadak irit komentar saat ditanya soal nominasinya menggantikan BHD"Kita serahkan saja sama yang di atas," katanya.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Edward Aritonang meminta publik menghentikan spekulasi soal nominasi calon Kapolri"'Yang penting dia harus perwira aktif dan seniorMekanismenya sudah ada, jadi ditunggu saja," ujarnya(rdl/kuh)
Beberapa Calon Potensial Kapolri Baru
Komjen Nanan Soekarna
Alumnus Akpol 1978
Jabatan Sekarang: Inspektur Pengawasan Umum
-Rekam jejak positif:
1Sewaktu menjadi Kapolda Kalbar mewajibkan memakai pin 'Saya Anti KKN'.
2Sewaktu menjadi Kapolda Sumut pernah mewajibkan anggotanya bersumpah anti KKN.
3Saat menjadi Kadivhumas Polri mempelopori memakai pita hitam di lengan kanan sebagai simbol anti mafia hukum.
-Rekam jejak negatif : Saat menjadi Kapolda Sumatera Utara dianggap kurang mengawasi anak buahnya (Polrestabes Medan) sehingga ada demo anarkistis di DPRD Medan yang mengakibatkan Abdul Azis Angkat, Ketua DPRD Sumut, meninggal.
Irjen Timur Pradopo
Alumnus Akpol 1978
Jabatan sekarang: Kapolda Metro Jaya
-Rekam jejak positif:
1Saat menjadi Kapolda Banten rutin melakukan sidak ke level Polsek.
2Saat menjadi Kapolda Jawa Barat menerapkan sistem pengawasan melekat di setiap satuan kerja.
Rekam jejak negatif:
1Saat menjadi Kapolres Jakarta Barat (1998) dianggap ragu-ragu, sehingga terjadi tragedi penembakan mahasiswa Trisakti.
2Saat menjadi Kapolda Metro Jaya belum berhasil mengungkap pelemparan molotov Tempo dan penganiayaan aktivis ICW Tama Satriya Langkun.
Irjen Oegroseno
Alumnus Akpol 1978
Jabatan sekarang: Kapolda Sumatera Utara
Rekam jejak positif:
1Dikenal sebagai polisi low profile yang hobi turun langsung ke anak buah
2Dikenal dekat dengan kalangan purnawirawan dan pintar membangun jaringan
2Saat menjadi Kadivpropam pernah berjanji mengusut penganiayaan Aan oleh oknum penyidik Polda Maluku, namun akhirnya dimutasi sebagai Kapolda Sumut.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mekanisme Pembatalan Perda Temui Kendala
Redaktur : Tim Redaksi