Di tengah masa berkabung nasional tersebut, kemarahan rakyat belum mereda
BACA JUGA: Banjir-Longsor Brazil Tewaskan Lebih dari 1.000
Ratusan massa terus memenuhi jalanan Tunis memprotes masih bercokolnya sejumlah tokoh penting Partai RCD, pendukung utama rezim lama, dalam pemerintahan baru.Pemerintah interim menyatakan akan mengakui partai politik yang sebelumnya diblacklist oleh rezim Ben Ali
Keputusan tersebut diumumkan setelah sidang pertama kabinet yang dihelat Kamis (20/1)
BACA JUGA: Lee Kuan Yew Berwasiat untuk Hancurkan Rumahnya
Sejumlah menteri kabinet baru, awal pekan ini, menyatakan seluruh tahanan politik telah dibebaskan.Amnesty Internasional menyambut baik langkah tersebut
Kabinet baru Tunisia menjanjikan pemilu yang jujur dan adil dalam enam bulan ke depan
BACA JUGA: FBI Ringkus 127 Gangster
Namun hingga saat ini belum mengumumkan hari H nyaKonstitusi menyatakan pemilu harus digelar dalam kurun waktu enam bulan.Terjadi demonstrasi sejak Kamis (20/1) hingga kemarin, Jumat (21/1) di dekat kantor Partai RCDSejumlah demonstrasi lainnya juga terjadi di Kota Gafsa dan Kef.
Demonstran menuntut semua anggota RCD tidak dilibatkan dalam pemerintahan yang akan datangPartai RCD sendiri telah membubarkan dewan pimpinan pusatnya sendiriMereka menyadari bahwa apapun dan siapapun yang masih terkait dengan Ben Ali, tak lagi populer di Tunisia.
Dengan runtuhnya rezim diktator Ben Ali, kebebasan berbicara dan berpendapat juga mulai dirasakanMedia lokal telah mengutip berbagai pendapat kritis sejumlah tokoh politik dan perdebatan mengenai isu pemerintahan sudah tidak tabu lagiKartun-kartun politik sudah mulai muncul di sejumlah koranHal yang diharamkan selama lebih dari dua dekade terakhir(cak)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada WNI Korban Banjir di Brazil-Australia
Redaktur : Tim Redaksi