Tuntaskan Perekaman E-KTP, Kirim Petugas ke Pelosok Desa

Kamis, 26 Oktober 2017 – 00:05 WIB
Proses perekaman data kependudukan dan pencetakan e-KTP. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, NGAWI - Perekaman Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) di Ngawi, Jatim, belum juga kelar.

Disinyalir, penyebabnya karena kesadaran warga khususnya di pelosok desa yang begitu minim.

BACA JUGA: Erwin Effendi: Tidak ada Kesulitan Selama ada Blangkonya

Melihat kondisi itu, pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Ngawi sudah memutar otak. ’’Kami akan terjunkan petugas ke pelosok-pelosok,’’ ujar Kepala Dispendukcapil Ngawi Sugeng pada Jawa Pos Radar Ngawi.

Dia menduga masih banyak warga yang belum melakukan perekaman. Khususnya di wilayah terpencil. Kondisi itu menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi dispendukcapil.

BACA JUGA: Cukup dengan ini, Warga Bisa Bikin E-KTP di Pendopo

’’Warga di dusun-dusun di pedesaan masih banyak yang belum perekaman,’’ imbuhnya.

Diperkirakan, hampir 50 ribu orang warga di pelosok Ngawi belum melakukan perekaman e-KTP.

BACA JUGA: Perekaman dan Cetak E-KTP di TMII Ramai

Perkiraan data tersebut didapat dari hasil penelusuran timnya di lapangan bekerja sama dengan perangkat desa dan kecamatan.

Kebanyakan warga enggan melakukan perekaman lantaran merasa belum memerlukan e-KTP tersebut.

Padahal, fungsi KTP saat ini hampir digunakan untuk seluruh kebutuhan. Mulai dari pembayaran pajak kendaraan, pendataan jaminan kesehatan, pendidikan, dan urusan perbankan.

Selain itu, banyak juga warga yang merantau ke luar daerah dan mengabaikan administrasi kependudukan.

’’Banyak yang baru sadar setelah mengalami kejadian, misalnya berobat ke rumah sakit dan butuh data e-KTP,’’ terang Sugeng.

Dia mengatakan, saat ini pihaknya sudah membentuk tim yang ditugaskan mobile ke seluruh pelosok Ngawi. Mereka bertugas mendata warga yang belum memiliki e-KTP untuk segera melakukan perekaman.

Selain ke dusun-dusun, dispendukcapil juga menyasar lembaga pendidikan tingkat SMA sederajat. Potensi warga yang memasuki usia wajib e-KTP di sekolah-sekolah juga cukup tinggi.

Sugeng mengatakan, tidak kurang dari 50 orang warga yang wajib ber e-KTP ditemukan di SMA dan pondok pesantren di Ngawi. Lalu, di sekolah luar biasa (SLB) terdapat rata-rata 35 – 37 orang warga yang wajib ber e-KTP.

’’Artinya potensi-potensi penduduk yang harusnya sudah melakukan perekaman masih banyak perlu dideteksi,’’ tegasnya.

Dia mengaku telah berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait hal itu. Termasuk berkomunikasi dengan Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Provinsi Jawa Timur (Jatim) di Ngawi. Untuk mengkomunikasikan hal tersebut ke seluruh pihak sekolah terkait administrasi kependudukan.

Di sisi lain, target disdukcapil melakukan perekaman terhadap warga Ngawi telah melebihi target yang ditentukan.

Sugeng memerinci, dari jumlah total warga Ngawi sekitar 900 ribu jiwa 700 ribu wajib memiliki e-KTP. ’’Sekarang yang 700 ribu sudah terpenuhi, artinya target sudah terlampaui,’’ ujarnya.

Di sisi lain, blangko e-KTP tersedia saat ini sebanyak 12 ribu lembar. Sedangkan jumlah yang harus dicetak sebanyak 17 ribu e-KTP.

Ada kekurangan sekitar 5 ribu blangko e-KTP sampai saat ini. Namun kementerian dalam negeri telah menjanjikan 20 ribu blangko didistribusikan sebelum akhir bulan ini.

Ngawi menjadi daerah yang diprioritaskan pemerintah pusat lantaran progres pencetakan yang relatif tinggi.

’’Kemampuan cetak di Ngawi tertinggi di Jatim setelah Gresik, walaupun hanya punya enam alat cetak,’’ pungkasnya. (ian/ota)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 8 Ribu Blanko E-KTP Dikirim ke Kota Bekasi, Cukup?


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler