Tuntut Coblos Ulang Harus Sodorkan Bukti Kuat

Senin, 18 Agustus 2014 – 11:09 WIB
Ray Rangkuti. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LiMA), Ray Rangkuti mengatakan jangan ada upaya mengembangkan opini bahwa pemilu ulang akan memakan banyak biaya dan buang-buang waktu saja.

Andai pemilu presiden diulang, menurut Ray Rangkuti, hendaklah dipandang sebagai proses menegakkan hukum dan demokrasi.

BACA JUGA: KPK Periksa Anggito dan Anggota DPR Terkait Kasus Haji

"Tidak relevan juga menghubungkan penegakkan hukum dan demokrasi dengan biaya apalagi mengaitkannya dengan waktu. Jika pemungutan suara ulang (PSU) dilakukan, hendaknya dipahami sebagai upaya penegakkan hukum dan demokrasi," kata Ray Rangkuti, Senin (18/8).

Jangankan biaya dan waktu lanjutnya, dalam sejarah internasional untuk tegaknya demokrasi dan hukum, nyawa dan darahpun dikorbankan. "Jadi jangan pernah mengeluarkan alasan bahwa untuk pelaksanaan pemilu ulang biayanya besar. Itu tidak kontekstual," tegas Ray.

BACA JUGA: Simulasi CAT CPNS KemenPAN-RB Beda dengan Aplikasi BKN

Yang penting menurutnya adalah terpenuhinya prasyarat PSU. Para pemohon harus betul-betul dapat mengeluarkan data dan fakta yang kuat sehingga tidak ada lagi alasan bagi hakim MK untuk menolak PSU.

"Dengan data yang kuat, tidak perlu ada lagi argumentasi terkait dikabulkannya permohonan para pemohon oleh MK karena data bisa berbicara," jelasnya.

BACA JUGA: Komika Minta Kampanye Antikorupsi Diberikan Sejak Dini

Kalau data yang dibawa memang kuat maka MK, ujarnya, tidak mungkin menolak gugatan yang diajukan. "Seperti masalah Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb) yang dipertanyakan bahwa ada pergerakan massa yang masif yang terorganisasi. Penggugat harus bisa membuktikan data tersebut bahwa memang terjadi pergerakan massa untuk memilih dengan DPKTb dilakukan secara sistematis oleh pasangan lainnya," imbuhnya.

Yang paling penting bagi masyarakat kata Ray, jangan muncul resistensi terhadap pelaksanaan PSU karena bagaimanapun kita tidak boleh main-main dengan pemilu yang demokratis dan penegakan konstitusi.

"Makanya saya bilang, jangan pikirkan biaya karena untuk mendapatkan demokrasi itu tidak murah. Nyawa dan darah pun dikorbankan. Sekarang demokrasi harus ditegakkan dengan benar, dan jangan sampai ada pihak-pihak yang mempermainkan demokrasi," pungkasnya.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggap DPKTb Cara untuk Selamatkan Hak Konstitusi Pemilih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler