Tuntutan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Soal UKT Dinilai Realistis

Rabu, 10 Juni 2020 – 21:58 WIB
Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Foto: Dok. Situs UIN Alaudin Makassar

jpnn.com, JAKARTA - Aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang menuntut supaya uang kuliah tunggal (UKT) dibebaskan dinilai masuk akal dan tak berlebihan. Pasalnya, sebelumnya ada kebijakan Rektor untuk meringankan beban mahasiswa tetapi tidak terealisasi.

“Kalau adik-adik mahasiswa demo menuntut UKT turun, itu menurut saya realistis, karena sebelumnya ada kebijakan rektor untuk meringankan beban mahasiswa namun tidak terealisasi,” kata Alumnus UIN Alauddin Makassar, Abdillah Mustari kepada wartawan, Rabu (10/6/2020).

BACA JUGA: Kabar Baik dari Kemenag untuk Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

Oleh karena itu, Abdillah Mustari meminta Prof. Drs. Hamdan Juhannis M.A, Ph.D selaku Rektor UIN Alauddin dapat mewujudkan kebijakan yang berpihak pada mahasiswa terutama karena terdampak pendemi Covid-19.

“Anggaran sudah ada, tetapi tidak tersalurkan, mahasiswa bertanya-tanya, kenapa anggaran sudah ada tetapi mahasiswa tidak merasakan apa yang perlu dirasakan,” kata Abdillah Mustari.

BACA JUGA: Mahasiswa Harap Tenang, Simak Penjelasan Kemendikbud soal UKT

Seperti diketahui, mahasiswa UIN Alauddin Makassar serta seluruh lembaga kemahasiswaan yang ada menggelar aksi pekan lalu. Aksi ini mengangkat isu Evaluasi Kinerja Rektor UIN Alauddin Makassar dan Bebaskan Uang Kuliah Tunggal (UKT) semester depan.

Mahasiswa terpaksa melakukan aksi unjuk rasa setelah melihat tidak adanya respons dari pimpinan UIN Alauddin Makassar selama pandemi covid-19.

BACA JUGA: Mahasiswa PTN Bisa Dapat Potongan UKT, Begini Prosedurnya

Menurut mahasiswa, akibat dari situasi pandemi covid-19 telah berdampak ke penurunan pendapatan ekonomi bagi mahasiswa ataupun orang tua mahasiswa. Karena itu seharusnya, perlu perhatian untuk semester depan biaya UKT digratiskan.

Sebagai alumni, Abdillah Mustari berharap Rektor UIN Alauddin Makassar agar lebih peka terhadap perkembangan kampus, membuat kebijakan untuk kemaslahatan civitas akademika.

“Kebijakan yang dibuat bukan hanya untuk pencitraan,” kata dia.

Abdillah menambahkan mahasiswa UIN Alauddin bergerak karena program yang direncanakan oleh pimpinan kampus diawal bencana pendemi Covid-19, tak satu pun memberi dampak pada penggunaan anggaran. Misalnya, kata Abdillah, pengadaan masker dan hand hanitizer yang telah dianggarkan hingga miliaran rupiah, sementara kegiatan dalam kampus telah dihentikan, ditambah mekanisme pendistribusian yang tidak jelas.

Sebagai alumni, Abdillah Mustari mengaku prihatin dengan perkembangan yang ada di UIN Alauddin Makassar saat ini. Padahal, kata dia, civitas akademika pada awalnya merasa istimewa dengan dilantiknya Hamdan sebagai rektor baru, karena ia termasuk rektor termuda di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler