Turis Tiongkok Serbu Pulau Dewata, tetapi Kurang Royal Berbelanja

Senin, 17 September 2018 – 07:18 WIB
MENUNGGU: Wisatawan asal Tiongkok saat menunggu jemputan di Bandara Ngurah Rai Bali. Foto: Miftahuddin Halim/Radar Bali/JPR

jpnn.com, DENPASAR - Booming turis asal Tiongkok melanda berbagai destinasi wisata di banyak negara. Pada 2017 saja, jumlah turis asal Tiongkok yang pelesiran mencapai 127 juta kunjungan.

Dari total itu, yang menyambangi Indonesia ada 1,9 juta kunjungan. Mayoritas mengunjungi Bali yang jumlahnya mencapai 1,3 juta kunjungan.

BACA JUGA: Tabanan Memang Jempolan Garap Kepariwisataan

Angka itu tercatat dalam data Bank Indonesia Regional Bali per Agustus 2018 lalu. Rata-rata pertumbuhan kunjungan wisatawan Tiongkok mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada periode 2010-2017, rata-rata pertumbuhan kunjungan turis Tiongkok ke berbagai negara di seluruh dunia mencapai 13,30 persen. “Sementara itu, rata - rata pertumbuhan kedatangan turis ke Indonesia dan ke Bali lebih tinggi dibanding rata-rata global, yaitu masing-masing sebesar 22,39 persen yoy dan 28,50 persen yoy (year on year, red) untuk periode yang sama,” ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Causa Iman Karana.

BACA JUGA: Tidur Tanpa Busana, Cewek Norwegia Diperkosa Pegawai Vila

Sedangkan total pengeluaran turis Tiongkok mencapai USD 2,611 juta pada tahun 2016. Angka itu lebih tinggi dibanding total pengeluaran wisatawan Amerika Serikat yang mencapai USD 1,236 juta.

Tren peningkatan kunjungan wisatasan mancanegara (wisman) secara global juga terjadi di Bali. Pada 2017, pangsa wisman Tiongkok mencapai 24 persen dari total turis asing di Bali atau meningkat dibanding 2016 yang sebesar 20 persen.

BACA JUGA: Bali Menjadi Tuan Rumah Pertemuan Parlemen se-Dunia

Hanya saja, rata-rata pengeluaran wisatawan Tiongkok masih lebih rendah dibanding turis asal negara lain. Di Bali, rata-rata pengeluaran wisatawan Tiongkok sebesar Rp 9,6 juta atau lebih rendah dibanding rata-rata pengeluaran wisatawan Australia, Eropa dan Jepang.

Rendahnya rata-rata pengeluaran wisatawan Tiongkok menyebabkan penerimaan devisa dari sektor pariwisata tidak bisa optimal. “Oleh karena itu, berbagai negara berusaha memaksimalkan penerimaan devisa dari wisatawan Tiongkok,” Jelas Causa.(rb/ika/mus/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soundrenaline Jadi Ajang Pembuktian Limp Bizkit Masih Gahar


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Bali   wisman   Wisman Tiongkok   Devisa  

Terpopuler