Turki, Pemandu Wisata Berbahasa Indonesia dan Mukidi

Melihat Geliat Pariwisata Turki Pasca-Kudeta

Senin, 19 September 2016 – 07:52 WIB
Suasana di Pierre Loti Hill, Istanbul yang selalu ramai oleh wisatawan. Foto: Monique Rijkers/JTV/JPG

jpnn.com - Turki kini menjadi salah satu negara tujuan warga negara Indonesia (WNI) yang pelesiran ke mancanegara. Negara yang wilayahnya mencakup Benua Asia dan Eropa itu memang menawarkan beragam keindahan. Tapi, bagaimana soal bahasa?

Monique Rijkers, Istanbul

BACA JUGA: Di Pucuk-pucuk Tebing Ini Dulu Para Anggota GAM Bersembunyi

TAK usah khawatir bakal mengalami kendala bahasa saat berwisata di Turki. Di negeri yang didirikan Mustafa Kemal Pasha itu, WNI bisa secara mudah mendapatkan pemandu wisata atau guide yang lancar berbahasa Indonesia.

Di Turki ada sekitar 50 guide yang cakap berbicara dalam Bahasa Indonesia. Bahkan sejak tahun lalu ada organisasi yang menaungi mereka. Namanya ERED atau Asosiasi Pemandu Wisata Berbahasa Indonesia.

BACA JUGA: Melihat Cara Turkish Airlines Memanjakan Penumpang

Inisiator pembentukan ERED adalah Ramazan Goden yang kini menjadi ketuanya, Erdem Guven (wakil ketua) dan sejumlah nama lain. ERED dibentuk guna memastikan standar yang baik untuk memandu wisatawan WNI serta membantu para anggotanya agar lebih baik dalam berbahasa Indonesia.

ERED juga menampung keluhan dari para pemakai jasa pemandu wisata. Umumnya, pemandu wisata asal Turki ini belajar Bahasa Indonesia selama berbulan-bulan langsung ke ahlinya. Tentu saja mereka belajar di Indonesia.

BACA JUGA: Dimas Drajat Curhat Usai Pertandingan, Ibunda pun Menangis

Omer Hasimoglu adalah salah satunya. Ia belajar Bahasa Indonesia di Wisma Bahasa, Yogyakarta selama tiga bulan.

Saat awal belajar, ia digembleng setiap hari secara intensif selama 6 minggu.  Setelah itu ia praktik menggunakan Bahasa Indonesia di Jakarta selama satu setengah bulan.

Setelah belajar Bahasa Indonesia, pemandu wisata di Turki yang hendak melayani WNI masih harus mendapat sertifikat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Setelah mengantongi sertifikat dari KBRI di Turki, pemandu wisata Berbahasa Indonesia baru boleh membawa rombongan turis WNI.

Bagi mereka yang belum fasih berbahasa Indonesia, bisa  belajar dari sesama rekan pemandu wisata asal Turki. Omer sendiri sudah lancar berbahasa Indonesia, bahkan sampai pada taraf joke dan humornya.

Di bus, ia bahkan sempat melontarkan pertanyaan mengagetkan ke WNI yang berwisata di Turki. “Siapa itu Mukidi?” ucapnya di dalam bus yang membawa rombongan WNI.

Nama Mukidi beberapa waktu lalu memang menjadi viral. Dan ternyata, Omer juga menerima viral humur tentang Mukidi.

Omer Hasimoglu, salah satu pemandu wisata di Turki yang lancar berbahasa Indonesia. Foto: Monique Rijkers/JTV/JPG

Menurut Omer, orang Indonesia senang jika didampingi pemandu wisata berbahasa Indonesia. Berkat kehadiran ERED, Omer menyebutkan standar pelayanan kepada turis meningkat.

Bahkan KBRI melibatkan ERED dalam promosi wisata Indonesia untuk turis-turis asal Turki. Meski tidak mendapat gaji tetap, Omer mengakui pekerjaannya sebagai pemandu wisata bisa menghidupinya dan keluarganya.

Tarif yang Omer dapat berkisar dari Turkish Lira (TRY) 326 hingga 393 Turkish Lira dalam sehari. Jika dirupiahkan sekitar Rp 1,4 juta hingga Rp 1,7 juta.

Jika turis ada setiap hari, tentu pendapatan para pemandu wisata di Turki pun terus mengalir. Namun, jika turis sedikit, bisa dipastikan para pemandu wisata akan minim pemasukan.

Omer berharap turis-turis dari Indonesia yang berwisata ke Turki akan menggunakan jasa mereka. Ia menambahkan pentingnya peran KBRI dan pemerintah Turki agar melakukan pendekatan pariwisata guna meningkatkan jumlah kunjungan turis dari Indonesia.

Menurutnya, selama ini WNI hanya sekadar mampir di Istanbul karena mau umrah. Padahal, Turki punya banyak hal indah.

Omer mengaku sudah beberapa kali mengantarkan turis-turis yang berwisata rohani Kristen ke tujuh gereja legendaris di Turki. Namun, animo turis belum banyak.

Menurut catatan Duta Besar Indonesia di Ankara, Wardhana, jumlah wisatawan asal Indonesia yang datang ke Turki pada 2015 mencapai 60 ribu orang. Peluang peningkatan jumlah wisatawan dari Indonesia ke Turki semakin besar dengan dibukanya direct flight atau penerbangan langsung dari Jakarta ke Istanbul.

Bahkan, pada Maret tahun depan, Turkish Airline akan membuka rute penerbangan baru. Yakni penerbangan langsung dari Bali ke Istanbul.

Wisatawan dari Indonesia yang berkunjung ke Turki memang tidak besar. Namun, angkanya cenderung stabil karena ada paket umrah plus yang mampir di Istanbul selama sehari.

Turki menikmati jumlah wisatawan sebanyak 40 juta orang pada tahun 2015. Jumlah wisatawan terbanyak dari Rusia, yang berlokasi di utara Turki, dengan jumlah turis mencapai 5 juta orang.

Namun, sejak peristiwa penembakan pesawat militer Rusia oleh Turki, jumlah wisatawan asal Rusia turun drastis. Pemerintah Turki pun berinisiatif menarik wisatawan Rusia dengan membolehkan menggunakan mata uang Rusia (Rubel) saat berada di negeri yang beribu kota di Ankara itu.

Apakah ada penurunan jumlah turis asal Indonesia pasca-kudeta gagal di Turki pada Juli laly? Dubes Wardhana mengaku belum mendapat angka pasti.

“Belum menerima informasi, meski diduga terjadi penurunan,” katanya.

Tetapi menurut Gulberk Asyapar, perwakilan dari Asosiasi Agen Perjalanan Turki (TURSAB), tidak ada penurunan drastis dalam hal jumlah wisatawan asal Indonesia. Ia malah mendorong maskapai Indonesia untuk terbang ke Turki.

Asyapar menuturkan, umumnya turis datang ke Turki dua kali. Pertama kali untuk sekada melihat-lihat, baru dilanjutkan pada kedatangan kedua untuk menjelajah.

Baginya, 9500 anggota TURSAB siap menyambut para turis. Kondisi keamanan yang sempat goncang akibat pengeboman yang dilakukan ISIS, katanya, juga dialami banyak  negara termasuk Prancis di Eropa yang punya pengamanan ketat.

Namun soal kudeta gagal,  Asyapar tak banyak berkomentar. Ia hanya berujar pendek, “It was like a Hollywood movie but it past. The whole country against that coup,” tuturnya.(jpg/ara/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begitu Duduk di Depan Petugas Perekaman E-KTP, Warga Langsung Kecewa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler