Turnbull Digoyang dari Dalam

Jumat, 24 Agustus 2018 – 13:35 WIB
Malcolm Turnbull. Foto: Jawapos

jpnn.com, CANBERRA - Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull belum bisa tenang. Meski sukses melewati mosi tidak percaya Selasa (21/8), badai baru telah menghadangnya.

Rabu (22/8) Peter Dutton meletakkan jabatannya sebagai menteri dalam negeri karena mengincar kursi PM. Dia mengatakan siap bersaing dengan Turnbull.

BACA JUGA: Kamp Nauru, Neraka Bocah Imigran di Pasifik Selatan

’’Anda tidak akan bertarung jika ada peluang kalah di sana,’’ kata Dutton dalam wawancara dengan stasiun radio 3AW sebagaimana dilansir BBC.

Saat ini politikus 47 tahun itu memang tengah menggalang dukungan. Dia merasa masih punya waktu untuk menyatukan para koleganya di Partai Liberal demi menggulingkan Turnbull.

BACA JUGA: Koleksi Dokumen Sejarah Indonesia Banyak Disimpan Monash University

Selain Dutton, ada sembilan menteri lain yang mengundurkan diri dari kabinet Turnbull. Salah satunya Menteri Pembantu PM James McGrath. Namun, pengunduran diri McGrath ditolak. Kabarnya, Turnbull juga menolak pengunduran diri tujuh menteri lainnya.

Hanya Dutton dan Menteri Pembangunan Internasional Concetta Fierravanti-Wells yang pengunduran dirinya kadung diterima Turnbull. Namun, lewat akun Facebook-nya, McGrath menyatakan bahwa dirinya masih mengupayakan pengunduran dirinya diterima sang PM.

BACA JUGA: Terseret Skandal Cabul, Uskup Agung Adelaide Lengser

Turnbull tidak mau kabinetnya goyah. Dia tidak mau ditinggalkan menteri-menterinya. Apalagi, pada Mei Australia menghadapi pemilu. Karena itu, menurut sumber di Canberra, pemimpin 63 tahun tersebut mempertimbangkan kebijakan energinya. Sebab, kebijakan itulah yang membuat pemerintahannya terbelah dan popularitasnya menurun.

Menurut media Australia, Partai Liberal segera melangsungkan pertemuan internal. Dalam pertemuan itu, para politikus akan membahas performa Turnbull.

Bisa jadi, sang PM akan kembali menghadapi voting dukungan. Turnbull pun bisa bernasib serupa dengan Tony Abbot, PM yang digulingkan lewat rapat internal partai pada 2015.

’’Hukum aritmatika menentukan kepemimpinan saya di Partai Liberal,’’ ujarnya dalam konferensi pers.

Kemarin dia didampingi Scott Morrison dan Menteri Keuangan Mathias Cormann. Mereka berharap bisa membendung ambisi Dutton untuk menggeser posisi Turnbull.

Pertikaian internal partai itu memancing reaksi serius politisi Australia yang lain. Bahkan, mantan Wakil PM Barnaby Joyce meminta John Howard turun tangan.

Dia berharap mantan PM itu bisa menjembatani pertikaian Turnbull dan Dutton. ’’Harusnya tidak ada PM yang didepak lagi. Saya pikir itulah keinginan masyarakat Australia,’’ tegasnya kepada Sky News. (bil/c15/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengakuan Akademisi Australia untuk Kiprah Politik Cak Imin


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler