BACA JUGA: Liu Cedera, Tiongkok Menangis
Meski kelelahan setelah menempuh perjalanan lintas benua yang memakan total 19 jam (termasuk transit tiga jam di Singapura), top scorer Pacers mu¬sim 2007/2008 itu tetap menunjukkan si¬kap ramah dan santai. Klop dengan dandanannya yang superkasual (memakai t-shirt dengan logo Superman di dada yang dipadu celana surfing motif kotak-kotak).
Dengan hangat pula dia membalas sambutan beberapa pengunjung bandara yang langsung mengerubutinya ketika muncul di pintu keluar kedatangan internasional
Sebelum masuk mobil penjemput, Granger sempat menghentikan langkahnya
BACA JUGA: Indonesia Cuma Target Tembus Final
Perhatian pria kelahiran 20 April 1983 itu tertuju kepada penjual koran asongan yang setiap hari memang berjualan di lingkungan bandaraBACA JUGA: Jago Merah Putih Tembus Semifinal
Dia langsung membeli satu ekslempar koran dari penjual asongan tersebutKekaguman Granger atas antusiasme publik Surabaya tak cukup sampai di situKetika melintasi Jalan Ahmad Yani, Granger semakin dibuat terkesan melihat billboard berisi ucapan selamat datang dengan poster dirinya berukuran raksasaTermasuk ketika dia melirik gedung DetEksi Basketball League (DBL) ArenaDengan spontan dia menyambar kamera sakunya.
“Saya tak menyangka bakal mendapat sambutan luar biasa seperti iniSaya juga tak mengira atas respons publik Surabaya yang begitu hangat,” ujar pemilik jersey bernomor punggung 33 di timnya tersebut.
Sebagai penyelenggara even resmi NBA pertama di Indonesia, DBL tak mau setengah-setengahDidukung Honda selaku sponsor utama edisi tahun ini, puluhan billboard untuk menyemarakkan kedatangan Granger dipasang di berbagai kota di tanah airSepuluh di antaranya dipasang di Surabaya dan berhasil membuat Granger terkesan
Begitu tiba di hotel, Granger memang langsung menuju kamarnyaNamun, dia hanya melepas penat hampir satu jamSetelah itu, dia mengajak jalan-jalan tunangannya untuk sekadar window shopping di Tunjungan PlazaBanyak gerai yang sempat dia kunjungi, terutama gerai yang menjual beraneka gadgetTak ketinggalan beberapa butik mewah, termasuk butik Louis Vuitton, di Hotel Sheraton, Surabaya”Mal di sini (Surabaya) lumayan besar dan lengkap juga, ya?” timpal Granger.
Bagi pemilik tinggi badan 206 cm itu (dia mengaku setinggi itu, meski dalam versi resmi NBA disebut 203 cm), kunjungan ke Surabaya diakui sangat berkesanApalagi, Surabaya adalah kota pertama di Asia yang dia kunjungi“Terus terang, saya tak pernah mendengar soal Surabaya sebelumnyaSaya hanya mendengar tentang Bali,” paparnya ketika hadir pada sesi media interview di DBL Arena kemarin petang.
Pada acara itu Granger memberikan cendera mata berupa jersey Indiana Pacers bernomor punggung 33 kepada Azrul Ananda, commissioner DBL yang juga wakil direktur Jawa Pos ituNomor punggung itu biasa dipakai Granger dalam laga NBALantas, Azrul menghadiahi Granger jersey DBL Indonesia dengan nomor punggung yang sama.
Dengan penuh antusias Granger menjawab beragam pertanyaan dari insan media pada acara yang dimoderatori langsung oleh Azrul ituGranger juga masih tampak fresh ketika melakoni sesi interview eksklusif bersama Jawa Pos di DBL Arena.
Granger mengaku sudah tak sabar untuk segera bertatap muka langsung dengan para penggemar basket di SurabayaRencananya, hari ini (23/8) dia hadir sebagai bintang tamu di final kompetisi basket pelajar terheboh di IndonesiaPemain 25 tahun itu menghadiri final Jawa Timur Honda DetEksi Basketball League (DBL) 2008 di DBL Arena SurabayaSelain menyapa penggemar basket, dia melakukan tip-off pada pertandingan final tingkat SMA tersebutDia lantas memberikan trofi dan mengalungkan medali juara untuk pemenang.
Sehari kemudian (24/8), pemain yang dicomot oleh Pacers pada NBA Draft 2005 itu akan membuat sejarah lebih besarDia tampil di NBA Basketball Clinic, yang merupakan even resmi pertama NBA di IndonesiaDi klinik itu dia akan bertemu para champion Honda DBL 2008 yang berasal dari sepuluh provinsi di IndonesiaSelain berbagi cerita tentang perjalanan karir, Granger memberi materi latihan langsung kepada merekaGranger tidak akan sendirianDia dibantu Martin ConlonBertinggi badan hampir 210 cm, Conlon adalah mantan pemain NBA dari klub Milwaukee Bucks.
”Saya akan memberikan pelajaran kepada para pemain muda tentang fundamental basketSeperti, bagaimana cara melakukan shooting (tembakan), dribble, serta passing yang benarBiasanya, para pemain di usia itu (SMA, Red) tidak bermain dengan dasar yang tepatKalau saya bisa mengajari mereka fundamental yang baik, bagi saya itu sudah sangat baik,” sambungnya(roq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejarah Sedikit Untungkan Sony
Redaktur : Tim Redaksi