UBL Beri Bekal agar Mahasiswa Jadi Pengusaha Tangguh

Selasa, 13 Oktober 2015 – 13:41 WIB
Seminar di UBL. Foto: Ist

jpnn.com - JAKARTA – Seminar bertajuk Eksistensi Media dan Perusahaan Dalam Menghadapi Krisis Global berhasil digelar program pasca sarjana magister manajemen Universitas Budi Luhur.

Seminar yang dilangsungkan di ruang Theater Universitas Budi Luhur itu dihadiri banyak ahli. Di antaranya ialah Deputi Menteri Koperasi dan UKM I Wayan Dipta sebagai pembicara kunci dan Komisaris Utama Trans Media Ishadi SK sebagai narasumber bidang media.

BACA JUGA: Rektor Berkley tak Mampu Tunjukkan Satu Pun Izin Aktivitas Kampus

Selain itu, hadir pula  CEO Zalora Fransiskus Budi Pranata, CEO Tx Travel Asean dan CEO Starpeak Equity Futures. Mereka datang sebagai narasumber bidang bisnis non media.

Seminar dibuka Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Budi Luhur Moedjiono dan dilanjutkan sambutan dari Kasih Hanggoro selaku Ketua Pengurus Yayasan Budi Luhur Cakti. Sebanyak 250 mahasiswa program S1 dan S2 bisnis manajemen mengikuti acara itu.

BACA JUGA: Tumbuhkan Minat Baca Sedari Dini

Ketua Panitia sekaligus Ketua Program Magister Manajemen Universitas Budi Luhur Setyani Dwi Lestari  mengatakan, agenda itu dijalankan untuk memberikan pengetahuan dan penguatan mental kepada mahasiswa. Terutama tentang survival of life para entrepreneur bidang media dan berbagai bidang usaha dalam situasi krisis global seperti sekarang.

"Sharing pengalaman dari para pelaku usaha ini penting agar mahasiswa memiliki  mental entrepreneur yang tangguh. Mental tangguh merupakan kunci keberhasilan entrepreneur, bukan modal uang,” ujar Setyani.

BACA JUGA: Kemdikbud Dukung Hasil Uji Kompetensi Guru Diserahkan ke Ortu Siswa

Setyani menambahkan, pendidikan bidang bisnis dan manajemen Universitas Budi Luhur mengarahkan mahasiswa untuk mampu menjadi entrepreneur yang menciptakan lapangan kerja, bukan menjadi pencari kerja.

"Jumlah entrepreneur di Indonesia baru sekitar 0,5% dari penduduk Indonesia. Padahal sebuah negara harus memiliki entrepreneur minimal 3% dari jumlah penduduk agar di negara tersebut tidak ada pengangguran,” ujar Setyani. (jos/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aduh.. duh.. Di Provinsi Ini, Guru Honorer Madrasah Dibayar Rp 220 Ribu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler