BACA JUGA: Redam Protes, Naikkan Gaji Pegawai
Kemarin (7/2), Uni Eropa (UE) sepakat membekukan aset Ben Ali dan sang istri serta keluarga besar mereka."Pemerintah membekukan seluruh aktivitas politik RCD dan menginstruksikan penutupan seluruh kantor cabang dan gedung pertemuannya," tandas Rajhi dalam keterangan resmi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) seperti dilansir Associated Press kemarin
BACA JUGA: Pendiri WikiLeaks Tunggu Putusan Ekstradisi
Dalam waktu dekat, pemerintah juga berencana membubarkan partai tersebut.Kepada Kantor Berita TAP, jubir Kemendagri mengatakan bahwa pihaknya menerbitkan keputusan tersebut untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa
BACA JUGA: Iran Sidangkan Tiga Spion AS
Dua orang tewas ditembak aparat dalam protes di Kota Kef, kawasan barat laut Tunisia, Sabtu lalu (5/2)Esoknya, ratusan massa menyerbu kantor polisi setempat dan membakarnya."Semua ini kami lakukan semata-mata demi kepentingan bangsa," kata jubir tersebut, beberapa jam setelah kantor polisi Kef hangus dilalap apiRajhi berharap, pembekuan RCD dan penutupan seluruh kantor cabangnya bisa meredam amarah rakyatSetidaknya, aksi anarkistis seperti yang terjadi Sabtu lalu tidak terulang lagiMenurut dia, kekerasan di Kef itu merupakan aksi paling mematikan sejak Ben Ali melarikan diri ke Arab Saudi pada 14 Januari lalu.
RCD yang menjadi motor kepemimpinan Ben Ali tidak hanya kuat dalam bidang politikDi bawah pemerintahan tokoh 74 tahun itu, parpol tersebut juga menguasa berbagai aspek kehidupan bangsaKarena itu, rakyat mendesak pemerintahan transisi membersihkan seluruh antek Ben Ali dari unsur politik dan ekonomiRakyat khawatir, para pendukung setia suami Leila Trabelsi itu bakal balas dendamDengan uang dan kekuasaan yang masih dimiliki, tak mustahil mereka akan ganti merepresi rakyat.
Sementara itu, dari Kota Brussels, Belgia, UE menyatakan kesediaannya untuk membekukan seluruh aset Ben Ali dan LeilaBukan itu saja, organisasi terbesar di Benua Eropa tersebut juga membekukan aset seluruh keluarga besar Ben Ali dan LeilaSejak memerintah pada 7 November 1987, Ben Ali sukses membangun bisnis dan industri keluargaDiantaranya bisnis perhotelan, perbankan, konstruksi, media, farmasi dan ekspor ikan tuna.
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Catherine Ashton, menyatakan bahwa pihaknya akan berkonsultasi dengan pemerintahan transisi Tunisia terkait pembekuan aset Ben Ali dan keluarganyaTidak menutup kemungkinan, UE pun akan membekukan aset orang-orang dekat Ben Ali yang disalahgunakan"Swiss akan membekukan seluruh aset yang ada di sanaPrancis pun mengawasi ketat pergerakan uang Ben Ali di negaranya," ungkapnya dalam wawancara dengan Reuters.
Di sisi lain, revolusi Tunisia juga menyeret nama Michele Alliot-MarieBelakangan, perempuan yang menjabat sebagai menteri luar negeri Prancis itu didesak mundurPasalnya, dia kedapatan menggunakan fasilitas milik kroni Ben Ali ketika berlibur di TunisiaCelakanya, bertepatan dengan masa liburannya itu, Tunisia bergolakBeberapa media pun lantas mengaitkan kedekatannya secara politik dengan rezim tergulingKemarin, dia mengakui kesalahannya dan minta maaf kepada publik(hep/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuwait Siap Ikut Revolusi
Redaktur : Tim Redaksi