jpnn.com, JAKARTA - Produktivitas usaha kecil dan menengah (UKM) perlu digenjot agar bisa berkontribusi di pasar ekspor.
Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kemenlu RI Ade Petranto menyatakan, pada 2018 target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,4 persen.
BACA JUGA: Ekpor Awal Tahun Menggembirakan
Salah satu upaya untuk mencapai target itu adalah meningkatkan ekspor nonmigas.
’’UKM memegang peran penting. Peluang UKM Indonesia di ASEAN cukup memberikan harapan,’’ ujar Ade, Rabu (7/3).
BACA JUGA: PTPN XI Bantu UKM Naik Kelas
Menurut dia, produk-produk UKM tidak tertutup kemungkinan bisa disertakan pada gerai-gerai waralaba di berbagai negara.
Para pelaku UKM tidak perlu khawatir dengan kemungkinan tersebut. Sebab, ada banyak perwakilan RI di luar negeri yang bisa membantu para UKM.
BACA JUGA: 8 Juta UKM Bakal Masuk Pasar Daring
’’Market ASEAN bisa memberikan harapan. Yang penting mindset-nya harus dibuka,’’ kata Ade.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag Iriana Ryacudu menyebutkan, untuk bisa menembus pasar ekspor tidak sulit.
Selama ini ekspor dianggap susah karena ketidaktahuan para pelaku UKM.
Dia mengakui, meski ekspor Indonesia masih surplus, kontribusi terhadap produk domestik bruto masih rendah dibanding negara tetangga seperti Vietnam.
’’Makanya, kami mendorong produk-produk UKM untuk siap ekspor,’’ ujar Iriana.
Tahun ini pihaknya menargetkan ada 32 UKM yang produknya siap ekspor. Jumlah itu naik dari 2017 yang mencapai 28 UKM.
Rata-rata disumbang produk makanan dan minuman, kerajinan, dan tekstil.
Negara yang banyak menjadi tujuan ekspor adalah wilayah ASEAN dan Timur Tengah.
“Sebab, standarnya tidak setinggi Amerika dan Eropa,’’ tambah Iriana.
Meski begitu, ekspor produk-produk UKM tidak tertutup kemungkinan bisa menembus pasar Amerika dan Eropa. (puj/c15/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Realisasi Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 189 Triliun
Redaktur & Reporter : Ragil