Ukraina: Pemerkosaan dan Pembunuhan Jadi Senjata Perang Rusia

Jumat, 29 April 2022 – 22:08 WIB
Seorang wanita membawa kucingnya saat berjalan melewati sejumlah gedung yang hancur oleh serangan bom Rusia, di Borodyanka, Kiev, Ukraina, Selasa (5/4/2022). (REUTERS/ZOHRA BENSEMRA)

jpnn.com, JAKARTA - Ukraina menduga pasukan Rusia melakukan ratusan pemerkosaan dan pembunuhan sebagai senjata perang.

Rusia juga dinilai menciptakan teror berupa bombardir yang membabi buta terhadap warga sipil Ukraina.

BACA JUGA: Dilarang Mengkritik Perang di Ukraina, Jurnalis Rusia Peraih Nobel Ini Nekat, Kejadian Selanjutnya Mengerikan

Presiden Ukraina Zelenskiy menceritakan kekejaman tentara Rusia saat berbicara di hadapan anggota parlemen Lituania.

"Kuburan massal baru ditemukan hampur setiap hari," kata Zelenskiy, Jumat (29/4).

BACA JUGA: Setelah Hubungi Presiden Ukraina, Jokowi Telepon Putin Malam-malam, Ada Apa?

Dia mengatakan korban mencapai ribuan. Ratusan mayat ditemukan di saluran air serta ruang bawah tanah yang diduga menjadi korban penyiksaan dan pembunuhan.

"Ratusan kasus pemerkosaan telah dicatat, termasuk gadis-gadis muda dan anak-anak yang masih di bawah umur, bahkan menimpa bocah kecil," ungkap Zelenskiy.

BACA JUGA: Akademisi UI: Kejahatan Seskual di Ukraina Bukan Kriminal Biasa

Kelompok hak asasi manusia Ukraina menduga kuat bahwa pemerkosaan dan pembunuhan massal itu sengaja dilakukan tentara Rusia, dengan niat untuk menjadikannya sebuah senjata perang.

Presiden Lituania Gitanas Nauseda mengaku tidak bisa membayangkan kekejaman yang terjadi di Ukraina.

“Tidak mungkin membayangkan kengerian yang lebih besar dari itu," kata dia.

Lembaga hak-hak asasi internasional Human Rights Watch (HRW) menurunkan timnya menyisir kota-kota Ukraina yang telah dibebaskan dari pendudukan Rusia.

Mereka mendapati kekejaman pasukan Rusia sesuai dengan laporan Presiden Zelenskiy.

Peneliti senior HRW Andreas Harsono menjelaskan hampir setiap kota dan desa yang sempat dikuasai Rusia menjadi tempat kejadian perkara.

"Pemerkosaan, pembunuhan, dan kematian ada di mana-mana di Ukraina. Human Rights Watch menemukan banyak bukti bahwa pasukan Rusia yang menduduki beberapa kota di Ukraina mengabaikan kehidupan sipil dan prinsip-prinsip dari hukum perangm,” kata Andreas.

Lembaga hak asasi manusia Ukraina La Strada telah menerima banyakj laporan darurat yang menuduh tentara Rusia bertanggung jawab terhadap 9 kasus pemerkosaan yang melibatkan perempuan dan anak-anak.

Presiden La Strada Kateryna Cherepakha mengatakan laporan tersebut hanyalah puncak gunung es yang terlihat.

"Kami tahu dan melihat. Kami ingin Anda mendengar suara kami bahwa kekerasan dan pemerkosaan sekarang digunakan sebagai senjata perang oleh penjajah Rusia di Ukraina," tutur Cherepakha. (mcr9/dailymail/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler