jpnn.com - SERANG - Sejumlah lembaga dan ormas islam se-Banten yakni Majelis Ulama Indonesia Banten, Rektor IAIN SMH Banten, NU, Muhammadiyah, HMI, PMII, KAMI dan organisasi mahasiswa lainnya menggelar deklarasi menolak faham Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) khususnya wilayah Banten, Senin (11/8). Deklarasi yang digelar di Aula IAIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten ini diinisiasi oleh Badan Kesbangpol Provinsi Banten.
"Deklarasi ini sebagai langkah antisipatif. Karena untuk di Banten (ISIS-red) secara jelas belum ada gerakan berkaitan dengan ISIS, hanya saja akar ideologisnya sudah ada dan perlu diwaspadai," ujar Kepala Badan Kesejahteraan Kebangsaan dan Politik (Kesbangpol) Banten, Ajak Muslim, Senin (11/8).
BACA JUGA: Medan Utara Dikepung Banjir
Ia mengatakan, bahwa pihaknya bersama instansi terkait sudah melakukan rapat yang melahirkan poin-poin penting terkait ISIS. Dari ikrar tersebut, salah satu poin yakni bersama menolak perkembangan ISIS dan radikalisme di Banten.
"Kita sudah dapat surat edaran Kemendagri agar pemerintah daerah mengantisipasi menyebarnya ide gerakan ISIS ini. Bukan Islamnya yang dilarang, tapi gerakkan yang ditonjolkannya seperti radikalisme yang bisa memecah NKRI dan bertolak belakang dengan pancasila," jelasnya.
BACA JUGA: PKS Kerahkan 2.500 Kader untuk Pantau ISIS
Lebih jauh ia menyebutkan, sebanyak 17 orang Warga Negara Indonesia (WNI) pendukung faham Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) sudah dinyatakan berangkat ke Suriah untuk bergabung dalam medan tempur.
"Di sana, para pendukung ISIS disediakan dua perkampungan khusus untuk para pendatang yang menggabungkan diri dengan para relawan lain. 17 orang sudah berangkat ke Suriah termasuk anak-anak dan wanita. Konon ada dua perkampungan khusus untuk masyarakat luas di sana," terangnya.
BACA JUGA: Pemuda Kibarkan Bendera ISIS di Depan Rumah
Di bagian lain, Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) Kemenag Banten Mahfuddin menepis anggapan kalangan santri rentan menjadi sasaran baiat oleh kelompok Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
"Saya kira kata kuncinya untuk membentengi dari ISIS itu di pendidikan. Kalau pendidikan, terutama terkait kebiasaan atau karakter, saya kira baik santri dan kyai dapat jadi benteng dari ISIS," jelasnya usai acara pembukaan Pesantren Fair 2014 di Kantor Kemenag Banten, Senin (11/8) siang.
Mahfuddin melihat di Provinsi Banten sudah mulai terlihat gerakan ISIS dengan pola membaiat atau mengambil sumpah para simpatisan yang tertarik mengikuti ISIS. "Saya lihat sudah ada titik baik, tapi saya jamin Ponpes terutama yang menggunakan kajian kitab kuning tidak akan masuk. Mereka dapat membentengi dan tahu kalau itu ajaran tidak benar," terangnya.
Ditanya apakah sudah ada koordinasi dengan para kyai pondok pesantren salafiyah, Mahfuddin mengatakan belum ada. "Secara formal belum kita kumpulkan. Baru sebatas diskusi kecil. Tapi saya sudah mengunjungi beberapa Ponpes, bahkan ada juga yang belum mengetahui ISIS. Setelah saya kasih tau mereka siap mengantisipasi. (bud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wisata Banyuwangi Jadi Instrumen Pembangunan Sektor Lain
Redaktur : Tim Redaksi