Dalam pernyataannya, ke-35 ulama tersebut juga menghimbau Abdel Aziz Khoja, sang menteri yang baru saja ditunjuk oleh Raja Abdullah pada 14 Februari lalu, untuk melarang penampilan musik atau acara musik lainnya di TV
BACA JUGA: Obama Sering Muncul di TV, Warga Jenuh
"Kami mempunyai harapan besar bahwa reformasi media ini akan Anda penuhi," ungkap pernyataan tersebut.Kelompok ulama yang mengirimkan pernyataan itu sendiri terdiri dari sejumlah profesor dari universitas Imam yang ultra-konservatif, beberapa peneliti Islam, seorang hakim pengadilan dari Taif, serta beberapa pegawai pemerintah.
"Kami memperhatikan betapa telah mengakarnya 'degradasi moral' (selama ini), baik di Kementerian Informasi dan Kebudayaan, di TV, radio-radio, pers, maupun klub-klub kebudayaan dan pameran buku," papar pernyataan itu lagi.
Meski hal ini meningkatkan tekanan terhadap sang menteri baru, namun rekomendasi itu agaknya tak akan begitu digubris
"Tak ada wanita Saudi yang boleh tampil di TV, apapun alasannya
BACA JUGA: Polemik Lagi karena Kata Allah
Tak ada (juga) gambar wanita yang boleh muncul di koran-koran dan majalah," tegas pernyataan itu pula.Arab Saudi memang dibangun melalui sebuah aliansi bersama antara kerajaan dan aliran Islam Wahabi yang melihat percampuran jenis kelamin sebagai dosa, serta percaya bahwa pemutaran musik (modern) itu melanggar norma agama.
Menteri Informasi terdahulu, Iyad Madani, juga sempat mendapatkan kemarahan ulama garis keras beberapa tahun lalu, saat membolehkan acara musik muncul di stasiun TV pemerintah, serta mengizinkan para wartawati mewawancarai laki-laki.
Belakangan, para wanita juga tampil di TV Saudi dengan muka kelihatan, meski rata-rata wanita di tengah publik masih bercadar
BACA JUGA: Telepon Disambung, Perbatasan Ditutup
(ito/JPNN)BACA ARTIKEL LAINNYA... Tentara Israel Ungkap Kekejaman Zionis
Redaktur : Tim Redaksi