jpnn.com - KEDIRI - Aktivitas vulkanis Gunung Kelud terus menunjukkan peningkatan. Sejumlah hewan liar dari puncak Kelud mulai turun menyatroni permukiman penduduk.
Jawa Pos Radar Kediri melaporkan, hingga pukul sembilan tadi malam (11/2), status gunung yang berada di ketinggian 1.731 di atas permukaan laut (dpl) itu masih berada di level III (siaga).
Berdasar laporan Pos Pengamatan Gunung Api Kelud, gempa vulkanis dalam maupun dangkal masih terjadi. Begitu pula gempa tektonis.
BACA JUGA: 25 Persen Bansos Titipan Dewan
"Intensitasnya juga tinggi," ujar Khoirul Huda, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, kemarin.
Khoirul mengatakan, dibanding hari sebelumnya, terjadi peningkatan gempa. Berdasar pengamatan sejak pukul 06.00"12.00, gempa vulkanis dalam terjadi 22 kali. Gempa vulkanis dangkal terjadi 97 kali. Sedangkan gempa tektonis jauh terjadi tiga kali.
"Suhu air kawah sekarang 56,4 derajat Celsius. Cuaca di puncak juga berkabut dan gelap," terang pria asli Plosoklaten, Kabupaten Kediri, tersebut.
Meski demikian, Khoirul menyatakan tidak bisa memprediksi gempa-gempa berikutnya. Begitu juga halnya soal erupsi yang akan terjadi. Dia hanya mengatakan, gempa-gempa yang terjadi saat ini menunjukkan adanya peringatan bahwa Kelud akan erupsi. "Tapi, kita lihat perkembangannya. Yang penting kita tetap waspada," tuturnya.
Khoirul menambahkan bahwa petugas vulkanologi tak bisa memprediksi aktivitas tersebut apakah terus naik ke status awas (level IV) atau justru turun. Saat ini pihaknya hanya bisa menambah peralatan pemantauan untuk merekam pergerakan apa pun di puncak.
BACA JUGA: 70 Persen Honorer K2 Gagal, Bisa Picu Gejolak
Sebab, pantauan visual saat ini terhalang kabut pekat sehingga menyulitkan pengawasan kubah lava.
Sementara itu, sebagian warga di lereng Kelud melaporkan adanya aktivitas hewan hutan yang turun ke permukiman penduduk. Binatang yang paling sering terlihat adalah kijang dan ular.
"Kemarin (Senin, 10/2) ada dua ekor kijang yang lari ke bawah dan menabrak warga," kata Rodiyah, 40, warga Desa Sugihwaras.
Menurut Rodiyah, turunnya hewan gunung itu menjadi pertanda makin dekatnya letusan. Hal tersebut dikuatkan dengan makin panasnya suhu udara di lereng Kelud sejak kemarin. Sejak penetapan status siaga kemarin, hingga kini warga terus melakukan persiapan mengungsi. Mereka yakin letusan kali ini jauh lebih dahsyat daripada 1990 dan 2007.
Naiknya status Gunung Kelud menjadi siaga membuat Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Kediri terus mematangkan persiapan.
BACA JUGA: Angkot Pecah Ban di Tol, Empat Tewas
"Kami kumpulkan semua bidang untuk memastikan kesiapan. Asumsinya Kelud meletus hari ini," ujar Plt Kabaghumas Pemkab Kediri Edhi Purwanto kemarin.
Edhi mengatakan, setelah statusnya siaga, Satlak PB Kabupaten Kediri langsung menggelar koordinasi. Mereka ingin memastikan semua titik kumpul evakuasi dan jalur evakuasi di masing-masing kecamatan sudah beres. Dengan demikian, jika terjadi bencana sewaktu-waktu, tidak ada yang tidak siap.
Dia menyatakan, untuk persiapan tempat pengungsian, misalnya, saat ini satlak telah menetapkan 73 tempat. Itu meliputi gedung sekolah, gedung serbaguna, balai desa, dan lahan kosong. Masing-masing ada di empat kecamatan, yakni Wates, Kepung, Plosoklaten, dan Puncu.
Edhi memperkirakan semua tempat pengungsian yang sudah ditunjuk bisa ditempati sekitar 60 ribu pengungsi. Data itu berdasar jumlah penduduk yang berada di ring I di empat kecamatan. "Ada yang 53 ribu. Ada juga data yang menunjukkan sekitar 63 ribu. Ini kami pastikan," ujarnya.
Saat ini, menurut Edhi, belum ada penduduk yang mengungsi. Padahal, sejatinya di radius 5 km yang kini disterilkan, ada sekitar seratus jiwa yang tinggal di sana. Mereka masih berada di rumah masing-masing. "Belum ada. Mereka pekerja perkebunan," ungkapnya.
Sementara itu, Dandim 0809 Letkol Inf. Heriyadi mengatakan, pihaknya siap menerjunkan personelnya jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Saat ini 90 personel disiapkan untuk membantu di dapur umum. "Mereka ikut memasak," ucapnya.
Jika personel tambahan dibutuhkan, Heriyadi mengaku siap. Dia tidak khawatir dengan jumlah anggota TNI yang ikut membantu dalam pengungsian nanti. "Kami bisa tambah dari anggota kodim atau batalyon," kata pria asli Makassar tersebut.
Dengan begitu, mereka bisa membantu mendirikan WC umum, melakukan evakuasi, dan menjaga pengungsian. Kemarin sore TNI mendirikan tenda di Kecamatan Wates dan Plosoklaten. (baz/c9/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dari 411 Honorer K2, yang Lulus CPNS 116
Redaktur : Tim Redaksi