jpnn.com - JAKARTA – Beragam cara dilakukan pemerintah untuk membebaskan 10 WNI anak buah kapal yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Di saat tenggat waktu pembayaran tebusan yang ditawarkan Abu Sayyaf sudah habis, pemerintah dikabarkan "mengutus" beberapa mantan teroris, salah satunya Umar Patek, untuk bernegosiasi. Umar Patek yang menawarkan diri.
BACA JUGA: Indonesia Minta Filipina Jamin Keselamatan 10 WNI di Tangan Abu Sayyaf
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengaku sudah mendengar kabar Umar Patek menawarkan diri.
Namun, ia agak pesimis hal itu berhasil. "Itu agak sulit kita bernegosiasi," kata Haiti di Gandaria City, Minggu (10/4).
BACA JUGA: Ketua MPR : Kenapa Lampung sering Kerusuhan?
Mengapa sulit? Haiti menjelaskan, tentu pemerintah Filipina tak mau memberikan otoritas kepada yang lain untuk berkomunikasi resmi.
Namun, kata dia, ada jalur komunikasi dengan pihak-pihak lain yang bisa dimanfaatkan. "Kalau melalui jalur resmi saya pikir tak memungkinkan," kata Haiti lagi.
BACA JUGA: Kapolri Bilang, Uang Tebusan Urusan Perusahaan
Saat ditanya apakah ada upaya negosiasi dari pemerintah RI lagi, Haiti mengatakan, itu sudah dikoordinasi di tingkat Kementerian Luar Negeri. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Marwan Sebut Pendamping Desa Bukan Diputuskan Kementeriannya
Redaktur : Tim Redaksi