UMKM Didorong Produksi Massal Biar Go Internasional

Sabtu, 27 Mei 2017 – 04:36 WIB
TERKENDALA SDM: Sejumlah industri kecil dan menengah dihadapkan dengan minimnya SDM untuk mendorong produksi secara masal. Besarnya UMKM diharapkan bisa mendorong dan meningkatkan kualitas produksi. Foto Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Besarnya jumlah industri kecil menengah atau UMKM di Jawa Timur masih belum diimbangi dengan ekspansi hingga ke luar negeri.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah UMKM mencapai 851.262 atau 98,90 persen, sedangkan sisanya 9,433 atau 1,10 persen usaha berskala menengahbesar (UBM).

BACA JUGA: Wali Kota Minta Bank Permudah Kredit untuk UMKM

Anggota Tim Khusus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jatim, Jamhadi mengatakan bahwa potret UKM di Jatim dibutuhkan produksi yang cukup besar.

Tetapi sejauh ini produksi UMKM di Jatim bersifat kerajinan yang berkembang.

BACA JUGA: 5 Strategi Meningkatkan Daya Saing UMKM

“Berdasarkan pengalaman yang ada, UMKM hanya bersifat kerajinan. Artinya UMKM hanya eceran, bukan produksi banyak. padahal untuk bisa merambah pasar luar negeri dibutuhkan produksi massal dengan kualitas yang tidak boleh sembarangan,” kata Jamhadi seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Jumat (26/5).

Sejauh ini perkembangan UMKM di Jatim sudah didukung berbagai pihak, seperti perbankan hingga pemerintahan.

BACA JUGA: Jatim Indag Card Mudahkan Pelaku Usaha Urus Legalitas

Pemerintah sendiri telah memberikan perhatian cukup besar seperti keberlangsungan pelaku UKM dengan kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR), pengurusan izin usaha, pembiayaan UKM melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), dan pendampingan UKM.
Pelaku UMKM ini sudah dirahkan pula untuk menggarap sektor-sektor ekspor unggulan misalnya furniture, fesyen, agrobisnis, handicraft, dan spa.

“Pameran di luar negeri sudah cukup banyak, tapi UMKM di Jatim belum bisa.menyuplai secara massal. Ini tugas pemerintah dan semuanya mendorong melakukan produksi massal untuk diekspor,” urainya.

Sementata itu, pengamat statistik, Kresnayana Yahya menyatakan bahwa persoalan ketrampilan dan kelebihan UMKM di Indonesia sudah tidak diragukan lagi.

“Saya melihatnya produksi yang masih sedikit. Di Tiongkok, produksi itu sudah memakai teknologi modern, sehari bisa memproduksi 10.000 baju,” jelasnya. (han/rif)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dukung Borobudur Marathon 2017, Bank Jateng Genjot UMKM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler