UMKM Menjamur dan Sukses Ekspor di Era Jokowi

Sabtu, 16 Maret 2019 – 23:09 WIB
Presiden Joko Widodo dalam peluncuran insentif pajak penghasilan (PPh) bagi pelaku UMKM di Gedung Jatim Expo, Surabaya, Jumat (22/6). Foto: Aryo Mahendro/JawaPos.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus berupaya meningkatkan hasil dan kualitas para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Bahkan tak hanya untuk dalam negeri saja, melainkan di kancah dunia. Partai NasDem menyebutkan, perkembangan UMKM selama 4 tahun pemerintahan Jokowi ini sangat bagus sekali.

BACA JUGA: Mendes: Bengkulu Miliki Potensi Ekonomi Kreatif dan UMKM yang Besar

Di domestik maupun luar negeri sangat bagus dan meningkat. Hal itu karena kebijakan pemerintah yang pro terhadap kepentingan UMKM.

"Untuk kepentingan ekspor UMKM, pemerintahan Jokowi sangat responsif. Hal itu terlihat dari kedubes RI di luar negeri sangat welcome dan mengayomi sehingga UMKM meningkat, “ politikus NasDem Shanti Ramchand di Jakarta, Sabtu (16/3).

BACA JUGA: Lion Parcel, Bisnis Logistik yang Makin Berjaya

Para dubes pun, lanjutnya, juga benar-benar diminta Presiden membantu UMKM. Kedutaan di luar negeri sangat terbuka mengajak UMKM ke luar negeri.

"Di launching pada saat acara kedubes. Dengan begitu, produk UMKM akan dikenal di berbagai negara. Saya praktik langsung. Saya membawa 7 pedagang Indonesia ke New Delhi, India. Mereka pedagang UMKM ada yang minyak kelapa, kacang, tekstil, sendal. Mereka ke sana kita lakukan B to B. Langsung menawarkan produknya kepada pengusaha di India. Hasilnya bagus. Banyak yang tertarik," kata caleg NasDem dari Dapil DKI Jakarta II itu.

BACA JUGA: Ini Pesan Menhub untuk Alumni Sriwijaya

Untuk di dalam negeri, pada prinsipnya semua bagus untuk UMKM. Regulasi, dan perhatian pemerintah sangat tinggi untuk mengembangkan dan meningkatkan UMKM.

Namun, yang perlu ditingkatkan adalah marketingnya. Pemerintah harus memberikan edukasi kepada pelaku UMKM agar melek teknologi. Di era digital sekarang ini, perlu juga pelaku UMKM diberikan pengetahun soal bisnis online.

"Banyak UMKM yang bagus produksinya tetapi jualnya tidak bisa. Jadi, kalau bisa UMKM industri rumahan dan kecil, harus didukung di online untuk menggenjot penjualan. Ke depan, pemeritah harus mengalokasikan anggaran bagaimana memberikan pemahaman marketing UMKM di media sosial," tuturnya.

Hal senada disampaikan politikus NasDem Eva Yuliana. Menurutnya UMKM merupakan instrumen kecil yang tidak boleh dilupakan. Di mana semua pelaku usaha baik yang besar dan tengah berasal dari UMKM.

"Tidak bisa dinaifkan, UMKM penting baik domestik maupun ekspor karena dari UMKN muncul pengusaha besar," kata politikus NasDem Eva Yuliana.

Caleg Dapil Jateng V yang meliputi Sukoharjo, Klaten, Boyolali, dan Solo itu mengatakan di Solo banyak variatif UMKM.

Terlebih banyak destinasi wisata di Solo sehingga mempermudah mengembangkan UMKM.

"Kita bisa lihat UMKM batik misalnya sangat banyak. Pemerintah sangat bagus turut aktif dalam acara-acara UMKM. Mempopulerkan UMKM. Kementerian perdagangan mengadakan ekspo setiap tahunnya," katanya.

Selain itu, di Solo dan beberapa indsutri kecil berhasil diekspor meski masih dalam batas kecil. "Kenapa UMKM mengekspor secara mandiri? Karena dalam ekspor butuh pengiriman yang besar maka biaya produksinya ditekan," ucapnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), katanya, sangat memperhatikan UMKM karena berawal dari UMKM itu sendiri. Menurut dia, Jokowi adalah pelaku, sehingga regulasi keputusan yang dikeluarkan oleh Presiden persis apa yang dirasakan dan alami.

Besarnya perhatian pemerintah Jokowi terhadap UMKM dipuji mantan menteri perdagangan Rachmat Gobel dan mantan menteri perdagangan era Presiden SBY, Muhammad Luthfi.

Keduanya mengatakan, pembangunan infrastruktur dan berbagai program Jokowi, yakni dana desa, serta kredit usaha rakyat sukses memicu pertumbuhan UMKM.

Rachmat dan Luthfi senada mengutarakan, potensi ekspor usaha kecil menengah masih sangat besar.

Namun, salah satu produk UKM yang masih bisa bertumbuh dengan agresif adalah di sektor makanan.

Diakui, produk-produk tradisional seperti kerajinan dan perhiasan, pertumbuhannya sudah mulai dua digit.

Namun, jika pemerintah ingin membawa lagi produk potensial lain ke mancanegara, baik Luthfi dan Rachmat Gobel menilai, sektor produk makanan bisa menjadi peluang besar. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Kartu Prakerja, PKS: Anggaran Dari Mana?


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler