Umur 13 Tahun, Ulum Hanya Berbobot 5 Kg

Kamis, 25 Mei 2017 – 08:30 WIB
Isna Uli Ramadhani, bayi penderita gizi buruk. Foto: Pojokpitu/JPG

jpnn.com, JEMBER - Syaiful, warga RT 1, RW 1, Dusun Dukuh, Desa Gugut, Jember, terduduk lemas di samping ranjang di ruang Aster RSD dr Soebandi Jember.

Dia mengkhawatirkan kondisi keponakannya, M. Mifbachul Ulum, pasien gizi buruk yang masih dalam perawatan.

BACA JUGA: Rafiq Alami Gizi Buruk, Kondisinya Bikin Mengelus Dada

Sebab, pengurusan administrasi untuk keringanan biaya rumah sakit masih terkendala.

''Tadi mengurus mulai desa. Tapi, di depan (loket) katanya tidak bisa karena tidak ada KK (kartu keluarga) asli,'' ucap Syaiful.

BACA JUGA: Sedihnya, Ada 135 Balita Gizi Buruk

Maklum, bocah yang mengalami gizi buruk itu baru pindah ke Desa Gugut, Rambipuji, beberapa waktu lalu.

Saat datang ke Jember, kondisinya cukup mengenaskan.

BACA JUGA: Tolong..Nyawa Bayi Gizi Buruk Ini Terancam

Ulum kemarin memang masih terlihat lemah meski sudah bisa diajak berkomunikasi.

Pada usia 13 tahun, bobot Ulum hanya 5 kilogram.

Tubuhnya hanya terbungkus kulit. Selain itu, kulitnya gosong dan mengelupas.

Bocah gizi buruk tersebut memang yatim piatu. Orang tuanya, Yusuf dan Iin, meninggal sejak Ulum masih TK.

''Ulum sebelumnya ikut keluarga ibunya di Pasuruan,'' jelas Syaiful, saudara dari bapak Ulum.

Beberapa bulan lalu Ulum dipindah ke Jember karena budenya yang merawat di Pasuruan mengalami stroke.

Karena itu, kata Syaiful, Ulum ikut dirinya dan neneknya, Juariya.

Syaiful pun belum sempat mengurus surat-surat kepindahan bagi Ulum dan KK baru.

Sejak kemarin, sebenarnya Syaiful sudah mengurus ke desa dan kecamatan untuk mencari solusi atas masalah itu.

Salah satunya, mengurus surat keterangan tidak mampu ke desa dan kecamatan.

''Juga sudah mengurus surat domisili pindah dari desa dan kecamatan,'' jelasnya.

Untung, dalam kondisi itu, kemarin anggota Komisi D DPRD Jember Alfian Andri Wijaya mengunjunginya. Dia ikut mengurus dan membantu Ulum agar bisa dirawat di rumah sakit milik Pemkab Jember tersebut.

''Tadi kami sudah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan dinas sosial. Sebab, pasien ini benar-benar pasien miskin,'' jelas Alfian.

Bahkan, pihak desa dan kecamatan sudah mengetahui kondisi rumah Juariya dan Syaful. ''Mereka memang dari masyarakat kurang mampu.

Rumahnya saja dari gedek. Saya kemarin ikut menjemput agar mau berobat ke rumah sakit,'' jelasnya.

Dia berharap biaya pengobatan untuk Ulum bisa di-cover APBD Jember yang memang khusus untuk biaya pengobatan pasien miskin.

Soal masalah administrasi, Humas RSD dr Soebandi dr Evy menyatakan, sebenarnya itu bukanlah masalah berat.

Pihaknya juga memberikan kelonggaran. ''Bisa kok memakai keterangan surat domisili dari desa dan kecamatan,'' terangnya.

Asalkan, kata Evy, pihak desa menyatakan pasien tersebut adalah warga miskin. (ram/aro/c5/diq/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menurut Ahok, Banyak Warga Jakarta Kena TBC


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler