UN Dinilai Gagal Tingkatkan Mutu Pendidikan

Kamis, 29 Desember 2011 – 12:34 WIB
JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sulistiyo mengatakan bahwa pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dinilai tidak memberikan perubahan yang signifikan dalam meningkatkan mutu pendidikanPadahal, proyek tahunan ini sudah menyedot anggaran APBN hingga Rp 500 miliar.

Menurut Sulistiyo, UN bukan saja gagal dalam meningkatkan mutu, tetapi juga telah menimbulkan dampak buruk dan menanamkan nilai-nilai koruptif pada murid

BACA JUGA: Tunjangan Guru Tinggal Pencairan

“Pemerintah seharusnya memperbaiki system evaluasi yang mampu meningkatkan mutu pendidikan dan mutu lulusan,” terang Sulistiyo kepada JPNN di Jakarta, Kamis (29/12).

Meski begitu, Sulistiyo mengungkapkan bahwa sistem evaluasi pendidikan tetap harus ada, walaupun berbentuk UN
Hanya saja, lanjut Sulistiyo, sangat disayangkan ketika pemerintah menggunakan standar kelulusan yang sama dan berlaku di semua daerah

BACA JUGA: PGRI Sorot Mutasi Guru Massal di Boyolali

Padahal, kualitas mutu pendidikan di daerah belum tentu sama dengan mutu pendidikan di daerah yang lebih maju.

“Oke lah jika UN memang harus ada
Tapi kalau menggunakan standar yang sama, itu berat dan kasihan dengan sekolah-sekolah yang minim

BACA JUGA: Tanpa Kajian, Kebijakan Pendidikan Hanya Coba-coba Saja

Apalagi masih banyak guru yang ala kadarnyaItu tidak mungkin harus bersaing dengan sekolah yang lebih maju,” paparnya.

Dengan kondisi demikian, akhirnya mengakibatkan banyak sekolah yang harus menggenjot nilai untuk bisa meluluskan murid-muridnya“Akhirnya apa? Cara guru dalam memberikan nilai muridnya pasti banyak yang tidak benarIni wajar, karena dirasakan tidak adil jika sekolah di daerah yang minim harus mengikuti standar nasional,” tandasnya. (cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Urus Sertifikasi Guru, Kemdikbud Bingung Sendiri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler