jpnn.com, SURABAYA - Direktur Regional UN Environment untuk wilayah Asia Pasifik, Dechen Tsering, mengungkapkan hidup di Indonesia adalah sebuah keberuntungan. Itu disampaikannya saat berkunjung ke Surabaya pada Rabu (9/1) untuk melihat pengelolaan sampah
Menurut Dechen, hal itu didasari bahwa Indonesia memiliki kapasitas kepemimpinan yang bagus. Dechen melanjutkan, Indonesia memiliki pemimpin yang memikirkan dengan serius arah dan tujuan negara.
BACA JUGA: KIP Apresiasi Usaha PPID KLHK Penuhi Permohonan Informasi
"Kalian beruntung menjadi warga Indonesia.", ucapnya.
Secara khusus, Dechen menyebut Menteri LHK, Siti Nurbaya telah bekerja secara bijaksana dan selalu memikirkan solusi dari suatu persoalan yang dapat berjalan dengan baik untuk masyarakat, dunia usaha dan tentunya solusi tersebut bisa berkelanjutan.
BACA JUGA: KLHK dan Tim Gabungan Amankan 57 Kontainer Kayu Ilegal
Dechen juga menyoal terkait sampah laut, dirinya berujar bahwa sebagian besar sampah laut berasal dari Asia Tenggara.
Dia juga menyadari bahwa Indonesia dan negara lainnya di Asia Tenggara tengah berupaya keras untuk menangani permasalahan ini.
BACA JUGA: Awal Tahun, Manggala Agni Sigap Cegah Karhutla
"Terkait sampah laut, kita sudah bisa melihat awareness, kebijakan, peraturan dan pelaksanaannya.", Dechen menerangkan.
Salah satu upaya dalam pencegahan timbulnya sampah laut, Indonesia dan UN Environment berencana membuat Pusat Peningkatan Kapasitas Inisiatif Regional dalam Perlindungan Lingkungan Laut dari Kegiatan Berbasis Daratan (Regional Center for Capacity Initiative to Protect Marine Environment from Land-based Activities).
Melalui pusat keahlian ini, Dechen pun menaruh harapan yang tinggi pada Indonesia untuk dapat berperan mencegah sampah laut yang berasal dari kegiatan di daratan.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati mewakili Menteri LHK, mendampingi Dechen Tsering kali ini.
Vivien menjelaskan bahwa, kota Surabaya dipilih untuk dikunjungi karena memiliki inovasi yang luar biasa dalam pengelolaan sampah.
Vivien melanjutkan bahwa kunci dari pengelolaan sampah yang baik itu adalah pemilahan dari sumbernya, seperti sampah rumah tangga, dan Surabaya telah berhasil dalam hal tersebut.
Selain itu, leadership kuat yang dimiliki Walikota Surabaya, Tri Rismaharini juga menjadi kunci dalam keberhasilan pengelolaan sampah di Surabaya.
"Surabaya memang patut dicontoh, Ibu Risma dan jajarannya yang telah bekerja keras, kuncinya memang leadership yang kuat.", tutur Vivien.
Dalam kunjungan ini, Dechen dan rombongan melihat keberhasilan Surabaya dalam pengelolaan sampah.
Dechen dan rombongan melihat fasilitas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo. TPA Benowo yang dikelola PT. Sumber Organik ini mengolah sampah sekitar 1600 ton per hari.
Sebagian besar sampah tersebut, 60 persennya adalah limbah organik, sisanya adalah limbah anorganik. Limbah itu kemudian digunakan untuk proyek Pembangkit Listrik dari Gas yang dapat menghasilkan listrik sebesar 2 Megawatt per hari.
Selepas dari TPA Benowo, rombongan menuju Taman Bungkul menggunakan Surabaya Bus. Dechen sangat terkesan dengan inovasi Surabaya Bus, pasalnya bus ini dibayar dengan botol air minum plastik, sebagai upaya pengurangan sampah plastik.
Keesokan harinya (10/1), rombongan mengunjungi Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan, sebuah kerjasama antara KLHK dan Dinas Kebersihan Kota Surabaya, yang menggunakan teknologi Black Soldier Fly (BSF), serta mengunjungi Bank Sampah di Kecamatan Jambangan.
Ini bukan pertama kalinya perwakilan UN Environment berkunjung ke Surabaya. Sebelumnya, delegasi United Nations Environment Programme (UNEP) pusat, melihat langsung praktek pengelolaan sampah di Surabaya pada Oktober tahun 2018 lalu.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelepasan Kawasan Hutan Tahun 2015-2018 Seluas 242.392 Ha
Redaktur & Reporter : Natalia