Apakah India mengubah namanya?
Selama beberapa hari ini beredar kabar kalau India akan mengubah namanya, mengikuti jejak Türkiye, yang dulu dikenal sebagai Turki.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Kasus Pelecehan Seksual di Agen Pencarian Bakat Jepang
Semuanya berawal dari dari surat undangan yang dikirim untuk makan malam di sela-sela KTT G20, yang menyebut Presiden India Droupadi Murmu sebagai "Presiden Bharat".
Jadi, apa arti Bharat dan mengapa undangan ini menimbulkan kecurigaan kalau India akan segera mengganti namanya?
BACA JUGA: Bharat Timur
Presiden BharatSurat undangan yang dikeluarkan oleh badan konstitusi India selalu menyebutkan nama India jika teks dalam isinya menggunakan bahasa Inggris, dan nama Bharat jika teksnya dalam bahasa Hindi.
Namun, surat undangan makan malam KTT G-20 tersebut ditulis dalam bahasa Inggris dengan menyebut Presiden Droupadi Murmu sebagai Presiden Bharat.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Australia Deklarasikan Perang Terhadap Kucing Liar
Seorang pejabat di kantor presiden mengatakan mereka tidak mau mengomentari masalah ini ketika ditanya kantor berita Reuters.
Mengingat ideologi nasionalis Hindu di era pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi sekarang ini, serta dorongannya untuk meningkatkan penggunaan bahasa Hindi, para kritikus pun angkat bicara.
Menurut mereka penggunaan Bharat dalam undangan tersebut menunjukkan jika pemerintah mendorong agar nama negaranya diubah secara resmi.
Selama bertahun-tahun, pemerintahan Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Modi telah mengubah nama-nama kota kolonial yang diklaim dapat membantu India mengatasi "mentalitas perbudakan".'Bharat'
Dalam bahasa Inggris kawasan Asia Selatan ini disebut India, sedangkan dalam bahasa India disebut juga Bharat, Bharata, dan Hindustan.
Pembukaan konstitusi versi bahasa Inggris dimulai dengan kata-kata "Kami, rakyat India…," dan kemudian di Bagian Pertama dokumen tersebut menyatakan "India, yaitu Bharat, akan menjadi Persatuan Negara-Negara".
Dalam konstitusi versi bahasa Hindi, semua kata India diganti dengan Bharat, kecuali bagian yang mendefinisikan nama negara tersebut, yang dalam bahasa Hindi berbunyi, "Bharat, yaitu India, akan menjadi Persatuan Negara-Negara".
Kedua nama tersebut sudah ada selama lebih dari dua milenium.
Meski beberapa pendukung nama Bharat mengatakan nama "India" diberikan oleh penjajah Inggris, para sejarawan mengatakan nama tersebut sudah ada sejak berabad-abad sebelum pemerintahan kolonial.
Nama India berasal dari sungai Indus, yang dalam bahasa Sansekerta disebut Sindhu. Turis Yunani akan mengidentifikasi wilayah tenggara Sungai Indus sebagai India, bahkan sebelum Alexander Agung datang ke India pada abad ke-3 sebelum Masehi.
Nama Bharat bahkan lebih tua lagi, muncul dalam kitab suci India kuno. Namun menurut beberapa pakar, nama ini digunakan sebagai istilah identitas sosial budaya ketimbang geografi.Menjauh dari 'pola pikir kolonial'
Sejak India memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947, mereka mengubah nama kota, jalan, dan bangunan agar lebih mencerminkan penggunaan bahasa Hindi.
Misalnya, kota Bombay menjadi Mumbai pada tahun 1995, dan Kalkuta dikenal sebagai Kolkata sejak tahun 2001.
Namun pemerintahan PM Modi terus mengintensifkan upayanya untuk menghilangkan simbol-simbol pemerintahan Inggris yang tersisa dari tempat-tempat di perkotaan, institusi politik, dan buku sejarah India.
PM Modi sendiri biasanya menyebut India sebagai "Bharat", salah satu dari dua nama resmi negara tersebut berdasarkan konstitusinya.
Pemerintahannya merenovasi gedung parlemen di ibu kota New Delhi, yang awalnya dirancang oleh Inggris, untuk menggantikan struktur era kolonial.
Dalam pidato publiknya ia menekankan perlunya India meninggalkan jejak "pola pikir kolonial".
Anggota partainya sebelumnya berkampanye menentang penggunaan nama India.Apakah perubahan nama India mungkin terjadi?
Pemerintah India sudah mengadakan sidang khusus parlemen pada akhir bulan ini, namun tetap tutup mulut mengenai agenda legislatifnya.
Tetapi media lokal News18 mengatakan sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya mengatakan jika para politisi BJP akan mengajukan resolusi khusus untuk menggunakan nama Bharat.
Mengubah nama India menjadi Bharat memerlukan amandemen konstitusi yang harus disetujui oleh dua pertiga mayoritas di kedua majelis parlemen.
Rumor mengenai rencana tersebut cukup memicu beragam penolakan dari anggota parlemen, tapi juga didukung oleh pihak lain.
"Saya berharap pemerintah tidak sebodoh itu dengan sepenuhnya membuang 'India'," kata Shashi Tharoor dari partai oposisi Kongres, tulisnya di jejaring sosial X.
Mantan pemain kriket Tes Virender Sehwag mengatakan dia menyambut baik prospek perubahan nama dan mendesak dewan kriket India untuk mulai menggunakan "Bharat" pada seragam tim.
"India adalah nama yang diberikan oleh Inggris (dan) sudah lama tertunda untuk mendapatkan kembali nama asli kami 'Bharat'," tulisnya.
ABC News/Wires
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hati-hati, Emoji Jempol Atau Bulan Sudah Menyeret Warga di Sejumlah Negara ke Pengadilan