jpnn.com - JAKARTA - University of Melbourne di Australia menggencarkan kerjasama dengan Indonesia di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Salah satunya dengan memperkenalkan program "Believe : The Campaign for the University of Melbourne, Senin (23/9), di Jakarta.
Vice Chancellor University of Melbourne, Profesor Glyn Davis AC, mengatakan bahwa salah satu tujuan program itu adalah untuk menyediakan lebih banyak lagi beasiswa bagi mahasiswa Indonesia di Australia. "Indonesia merupakan negara penting secara regional, anggota komunitas dunia, berpengaruh dan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Bagi kami, ke depan perekonomian Indonesia akan memegang peranan penting," ujar Davis dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (23/9).
BACA JUGA: Mendikbud Diminta Buka Audit BPK di UN ke Publik
Dalam kesempatan itu Davis didampingi Vice Principal (Advancement) The University of Melbourne, Vice Chancellor's Fellow The University of Melbourne serta Pro Vice-Chancellor (Internasional) The University of Melbourne Profesor Simon Evans. Universitas ini sebenarnya sudah punya hubungan erat dengan Indonesia dan telah menghasilkan 2.700 alumni sejak 1945. Bahkan, saat ini tercatat lebih dari 1000 mahasiswa Indonesia terdaftar di universitas itu.
"Dengan kampanye University of Melbourne, kami akan terus mendidik para calon pemimpin di masa depan, menghasilkan terobosan-terobosan baru sebagai solusi berbagai permasalahan dunia," katanya.
BACA JUGA: Mendikbud Didesak Buka Hasil Audit BPK Soal UN
Peluncuran program Universitas Melbourne yang diikuti komunikasi dengan sejumlah alumninya itu diharapkannya juga dapat menjadi kesempatan bagi perguruan tinggi terkemuka di Australia itu untuk mengetahui berbagai isu penting. "University of Melbourne memiliki komunitas alumni yang cukup aktif di Indonesia," katanya.
Sedangkan Profesor Simon mengatakan, University of Melbourne terus mencari peluang kerjasama pendidikan dengan Indonesia. Nantinya, universitas akan membiayai riset di bidang biomedis, kebudayaan, hukum dan lainnya. "Kita masih membuka kesempatan untuk semua," ujarnya.
BACA JUGA: Guru Besar Bentuk Konvensi Tandingan Kemendikbud
Menurut Simon, salah satu penelitian yang dilakukan saat ini adalah kerjasama dengan Bio Farma dalam pengembangan vaksin untuk rotavirus (penyakit diare berbahaya). Dalam program ini, dana AUD (Australian Dollar) 500 Juta Dolar akan digunakan untuk beasiswa dan riset. Saat ini, sambungnya, juga telah terkumpul AUD 266 juta dari 12 ribu donatur.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolak UN, KRP Bentuk Konvensi Pendidikan Tandingan
Redaktur : Tim Redaksi