jpnn.com - AMBON - Sebagai institusi pendidikan tinggi negeri yang ada di kawasan timur Indonesia, Universitas Pattimura merasa belum diperlakukan secara adil oleh negara.
Hal tersebut dikatakan Rektor Universitas Pattimura, Thomas Pentury sesaat sebelum Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Irman Gusman memberikan Kuliah Umum "Menuju Negara Adidaya: Di Timur Masa Depan Indonesia", di kampus Universitas Pattimura, Kota Ambon, Senin (10/3).
BACA JUGA: Ratusan Murid SD Blokir Jalan
"Kita masih merasa banyak ketidakadilan negara di bidang anggaran dan penguatan kualitas pendidikan terhadap universitas-universitas negeri di kawasan timur Indonesia," ujar Thomas Pentury, di hadapan sekitar 1.500 mahasiswa dan mahasiswi Universitas Pattimura.
Padahal lanjut Thomas Pentury, dari sisi jumlah mahasiswa, Universitas Pattimura memiliki jumlah peserta didik yang tidak kalah dari jumlah mahasiswa yang ada di kawasan barat Indonesia.
BACA JUGA: Dipenjara, Siswa tetap Berhak Ikut UN
"Tahun 2014 ini, Universitas Pattimura, memiliki lebih dari 24 ribu mahasiswa. Itu bukan jumlah sedikit dan negara tidak pernah hitung kebutuhan mahasiswa secara berkeadilan seperti yang negara lakukan terhadap universitas negeri di kawasan barat Indonesia," tegas Thomas Pentury.
Kalau program Bantuan Operasional Pendidikan Tinggi (BOPT) yang dijadikan dasar penghitungan bantuan, kata Thomas, dibacanya sangat enak sekali.
BACA JUGA: PMII Cium Pungli Dana Sertifikasi Guru di Kemenag
"Tapi praktek yang dijalankan oleh instansi terkait sangat beda," ungkapnya.
Ketimpangan kondisi ini menurut Thomas Pentury, tidak boleh dibiarkan lebih lama lagi karena akan mengganggu berbagai capaian program pendidikan tinggi secara nasional.
Karena itu, Rektor Universitas Pattimura itu berharap jika Irman Gusman jadi presiden, fakta ketidakadilan terhadap kawasan timur Indonesia ini harus segera dibenahi.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Stop Diskriminasi Masuk PTN Bagi Difabel
Redaktur : Tim Redaksi