Untuk Urusan Ini, Jokowi Ingin Pelakunya Dihukum Seberat-beratnya

Selasa, 27 Juni 2023 – 10:50 WIB
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memberikan sambutan melalui tayangan video pada perayaan puncak Hari Anti Narkotika Internasional di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali, Senin malam (26/6/2023). ANTARA/Rolandus Nampu

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan bandar dan pengedar narkoba di tanah air mendapatkan hukuman seberat-seberatnya.

Jokowi menilai hal itu sebagai komitmen negara terhadap pemberantasan narkoba.

BACA JUGA: Jokowi: Hukum Sekeras-kerasnya Bandar dan Pengedar Narkoba

"Hukum sekeras-kerasnya pada bandar dan pengedar narkotika," kata Jokowi melalui tayangan video yang ditampilkan dalam peringatan puncak Hari Anti Narkotika Internasional di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali, Senin (26/6) malam.

Selain memberikan hukuman berat bagi bandar dan pengedar narkotika, Jokowi juga memerintahkan BNN agar upaya rehabilitasi bagi pecandu narkotika ditingkatkan.

BACA JUGA: Generasi Muda Perempuan BersiNar Peringati HANI, Kampanyekan Stop Narkoba

Di sisi pencegahan, Jokowi meminta seluruh elemen agar memperkuat ketahanan keluarga dan masyarakat serta meningkatkan kesadaran tentang bahaya narkotika yang dimulai sejak dini.

"Mari jadikan Hari Anti Narkotika Internasional tahun ini sebagai momentum untuk semakin memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika," kata Jokowi.

BACA JUGA: Sebut Banyak Napi Berupaya Kendalikan Narkoba dari Lapas, Komjen Petrus Mengancam

Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) Komjen Petrus Reinhard Golose mengatakan sesuai perintah Presiden RI tersebut, pihaknya akan menindak tegas setiap pihak yang terlibat dalam peredaran gelap narkotika.

"Kami akan berantas betul bandar-bandar narkoba, tetapi kami akan tingkatkan juga masalah rehabilitasi dan bagaimana kami menyosialisasikan, terutama pada usia dini. Kompilasi acara pada malam hari ini adalah gabungan dari kegiatan yang sudah dilakukan oleh BNN RI dalam menyampaikan pesan kepada dunia internasional bagaimana seriusnya bangsa kami menghadapi permasalahan narkotika," ujarnya.

Golose mengatakan acara peringatan puncak HANI di Garuda Wisnu Kencana Badung, Bali merupakan suatu tanda peringatan bagi masyarakat Indonesia dan dunia internasional bagaimana seriusnya BNN RI memberantas narkoba.

Dia mengungkapkan ada banyak strategi yang digunakan oleh BNN dalam memberantas narkotika yakni strategi soft power approach, hard power approach, smart power approach and cooperation. Dari beberapa strategi tersebut, BNN RI tetap mengutamakan opsi untuk melakukan tindakan pencegahan.

"Kami lebih mengutamakan soft power dari pada hard power approach. Kami akan lebih bagaimana menyelamatkan dengan program-program yang menyentuh masyarakat akar rumput," katanya.

Berkaitan dengan narkotika yang dominan di Indonesia, Golose menyatakan ganja masih mendominasi di antara narkotika jenis lainnya. Namun demikian, keberadaan narkotika jenis baru lainnya juga menjadi perhatian serius semua pihak.

"Narkotika di Indonesia yang terbanyak masuk adalah metamfetamina, kemudian ganja, tetapi overall yang terbanyak pengguna adalah cannabis sativa (ganja), kemudian metamfetamina atau cristal, tetapi juga kita akan mengantisipasi karena masuknya heroin, kokain," kata Golose.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, kata dia, diperlukan kerja sama, kolaborasi bukan hanya di Indonesia juga terutama dengan negara-negara yang berada di golden triangle, golden crescent, negara-negara Afrika yang banyak dulunya sebagai kurir dan Amerika Selatan. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komjen Petrus: Banyak Narapidana yang Kendalikan Peredaran Narkoba dari Lapas


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Jokowi   narkoba   Narkotika   BNN   komjen golose  

Terpopuler