Upacara HUT RI ala Pesantren: Peserta Hingga Inspektur, Semua Sarungan

Rabu, 17 Agustus 2016 – 22:08 WIB
Suasana Upacara HUT RI di Pesantren Al Hikamussalafiyah, Purwakarta, Rabu (17/8). Foto: pojokjabar

jpnn.com - PURWAKARTA – Beragam cara untuk merayakan Hari kemerdekaan ke-71 Indonesia. Seperti halnya yang digelar ribuan santri di Pondok Pesantren Al Hikamussalafiyah, Cipulus, Desa Nagrog Kecamatan Wanayasa, Rabu (17/8). 

Mengenakan pakaian ala santri, mereka menggelar upacara bendera di lapangan yang berada di Lereng Gunung Burangrang. Santri putra tampak menggunakan baju muslim dan sarung serta kopiah, demikian juga dengan santri putri yang mengenakan jilbab lengkap. Sebagian santri putri bahkan menggunakan pakaian yang bernuansa merah putih. Ribuan santri itu terlihat antusias dan telah bersiap sejak pagi.

BACA JUGA: Pengelolaan Air Lebih Baik Dikelola Pemerintah

“71 tahun Indonesia merdeka adalah pengorbanan para Pejuang Kemerdekaan yang merelakan darah dan nyawanya demi Kemerdekaan Bangsa dan tanah Air tercinta. Rois Akbar NU Hadratusyehk KH. Hasyim As’Ari telah mengobarkan semangat perjuangan para Ulama dan Santri untuk bahu membahu berjuang dalam merebut Kemerdekaan yang terkenal dengan Resolusi Jihad, Hubul Wathon Minal Iman ‘Cinta Tanah Air sebagian dari Iman’ ini yang kita tanamkan sejak dini pada seluruh santri,” kata inspektur upacara Haji Hadi Musa yang juga sekretaris pondok pesantren tersebut.

Musa mengatakan, Pesantren Al Hikamussalafiyah yang berdiri sejak tahun 1840 ikut berperan dalam masa-masa perjuangan sebelum kemerdekaan Indonesia. Peran para wlama, kyai, ajeungan, Ustadz, guru ngaji dan para santri tidak dapat dipungkiri sebagai bentuk nyata dari kecintaan pada tanah air.

BACA JUGA: Wonderful Indonesia, Pesta Danau Kelimutu Dirayakan Sepekan Penuh

“Kita lahir tumbuh dan besar di Indonesia, kita makan dan minum dari tanah dan air Indonesia dan kita mati dan meninggal insyaallah di makamkan di tanah Indonesia,” tambah Hadi.

Dia pun menegaskan bahwa wajib hukumnya menjaga keutuhan tanah NKRI. Siapapun yang tidak setuju dengan NKRI harus pergi dari Indonesia, bagi kaum pesantren NKRI adalah hasil final dan Marga mati.

BACA JUGA: Sejumlah SKPD Bakal Dilebur, Pejabat Siap-siap Posisinya Berubah

“Kaum santri mempunyai sejarah perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Jiwa dan semangat juang ini ingin kami teruskan kepada santri-santri masa kini. Santri itu kan kepanjanganya, Satukan Amanat Nusantara Terhadap Republik Indonesia, menjaga tradisi dengan mengaji, menjaga NKRI dengan mengabdi,” pungkasnya. (Adw/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat Nih..Ridwan Kamil Ikut Lomba 17-an Sampai Gotong-gotong Istri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler