UPAYA peningkatan kualitas sarana dan prasarana terus dilaksanakan Pemprov DKI guna mengurai kemacetan arus lalu lintas ibu kotaSatu di antaranya yakni pembangunan jalan layang non tol (JLNT) di Koridor Antasari-Blok M dan Koridor Casablanca-Tanah Abang
BACA JUGA: Karakter Warga DKI Harus Diteguhkan
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Jakarta menargetkan enam pembangunan jembatan di tahun 2011
BACA JUGA: Penerjun Anggota Denjaka Marinir Tewas
Sementara tiga kegiatan lainnya masih tahap pra kualifikasi dan proses lelang.Wakil Kepala DPU DKI Jakarta Novizal memaparkan, enam jembatan dimaksud yaitu fly over akses terminal Pulo Gebang, Jembatan Marunda, Jembatan Muara Angke, Jembatan Pluit Utara, on-off rem fly over Kampung Melayu - Tanah Abang sisi Barat dan Timur
BACA JUGA: Khawatir Orang Arab di Puncak jadi Sasaran
Awal Juli sudah bisa teken kontrak,” ujar dia.Untuk flyover akses terminal Pulo Gebang, tutur dia, masih tahap pra kualifikasiSementara on-off rem fly over Kampung Melayu-Tanah Abang sisi Barat dan Timur, sudah dalam tahap lelang dan diikuti sebanyak 17 pesertaDitargetkan proses lelang selesai pada pertengahan bulan Agustus“Targetnya, semua jembatan selesai dikerjakan pada Desember,” kata Novrizal.
Menurut dia, rata-rata penawaran peserta lelang 80 persen dari harga yang ditetapkanDPU DKI Jakarta menganggarkan dana sebesar Rp 150 miliar untuk fly over akses terminal Pulo GebangDalam pembangunannya bekerjasana dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta
Sementara untuk Jembatan Marunda sebesar Rp 40 miliar, Jembatan Muara Angke sebesar Rp 7 miliar, dan Jembatan Pluit Utara sebesar Rp 15 miliarSedangkan untuk on-off rem fly over Kampung Melayu-Tanah Abang sisi Barat dan Timur dianggarkan masing-masing sebesar Rp 30 miliarTotal anggaran sebesar Rp 212 miliar dialokasi dari APBD DKI 2011.
Dalam proses pembangunan, tidak semua jembatan dibangun baruSebagian merupakan program pembangunan lanjutan tahun laluSeperti Jembatan Marunda dan Jembatan Pluit UtaraSerta beberapa di antaranya akan dikerjakan secara multy years, yakni Jembatan Terminal Pulogebang yang akan dikerjakan hingga 2012“Pembangunan jembatan ini salah satu upaya penambahan akses jalan karena pertumbuhan kendaraan saat ini sangat tinggi,” tambah Novizal.
Seperti diketahui, keberadaan sarana prasarana jalan merupakan pendukung utama dalam mengatasi persoalan kemacetan di JakartaJumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta hingga akhir 2010 jumlahnya mencapai 7,34 juta unitSebanyak 98 persen merupakan kendaraan pribadi, dan hanya 2 persen angkutan umumPertumbuhan rata-rata kendaraan bermotor di DKI dalam 5 tahun terakhir sebesar 9,5 persen per tahun.
Jumlah kendaraan pribadi yang 98 persen melayani 44 persen perjalananSedangkan dari jumlah angkutan umum yang hanya 2 persen harus melayani 56 persen perjalananAdapun kebutuhan perjalanan di DKI Jakarta sebanyak 20,7 juta perjalanan per hariKerugian akibat kemacetan lalu lintas bisa menapai 17,2 triliun per tahunHal itu mengacu pada pertimbangan nilai waktu, biaya bahan bakar, dan biaya kesehatanSerta terjadi pemborosan energi 10 triliun per tahun.
Kemudian Road ratio di Jakarta hanya 6,2 persen, angka ini sangat kecil bila dibandingkan kota-kota besar dari negara lain seperti Paris yang mencapai 24 persen, Tokyo sebesar 22 persen dan Singapura sebesar 12 persenKeempat kota ini sudah memiliki angkutan massal yang baik
Akibatnya, pertumbuhan ruas jalan tidak lagi sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraanPanjang jalan di ibukota mencapai 7.650 kilometer dengan luas jalan 40,1 kilometer persegiSedangkan pertumbuhan panjang jalan hanya sekitar 0,01 persen per tahunBeban jalan di Jakarta pun semakin bertambah dengan adanya kendaraan komuter dari daerah sekitar Jakarta (Bodetabek) sekitar 650.000 unit per hari(rul/aak)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penumpang Tetap Nekat Naik Gerbong
Redaktur : Tim Redaksi