Usaha Kreatif 4 Mahasiswi Akper, Dekorasi Mini, Cantik

Senin, 26 Maret 2018 – 00:05 WIB
Usaha Kreatif Mahasiswi Akper: Yufiana, Rini, dan Dyah menjalankan usaha persewaan dekorasi mini sejak awal tahun ini. Foto: Bagas Bimantara/Radar Madiun/JPNN.com

jpnn.com - Empat mahasiswi Akademi Keperawatan (Akper) Madiun punya usaha kreatif. Terinspirasi bahwa tampilan foto sangat dipengaruhi background pengambilan gambar, mereka menyewakan dekorasi mini berhiaskan backdrop flower.

Momen yang menjadi bidikan mereka adalah pesta pernikahan dan ulang tahun.

CHOIRUN NAFIA, Mejayan

BACA JUGA: Hari Ini Mahasiswa Akper Ponorogo Gelar Aksi Lagi

SIANG itu Yufiana Dini Astari, Rini Dwi Puji Astuti, dan Dyah Tabita tampak sibuk menghias dekorasi pernikahan di halaman sebuah rumah di Kelurahan Munggut, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jatim.

Dekorasi berukuran sekitar 2x2 meter tersebut dilengkapi dua kursi kayu, satu meja, dan papan nama.

BACA JUGA: Kampus Terancam Ditutup, Mahasiswa Doa Bersama di Makam

Bagian atas dihiasi backdrop flower warna warni. Sementara, kain tile menjuntai dari ujung atas hingga bawah. ‘’Ini disewakan,’’ kata Dyah.

Belum genap tiga bulan mereka menyewakan dekorasi mini yang biasa dijadikan background foto berbagai acara tersebut. Mulai pernikahan, pertunangan, lamaran, ulang tahun, sampai seminar. ‘’Bisa dipindah-pindah,’’ ujar gadis 20 tahun itu.

BACA JUGA: Permen Boneka Karya Novita, Omzetnya? Lumayan

Ide menyewakan dekorasi mini muncul secara tidak sengaja. Awalnya mereka menjual backdrop flower yang ditempel pada tembok.

Ternyata tidak semua pemesan bersedia temboknya terkena double tip karena khawatir cat terkelupas. ‘’Dengan dekorasi mini ini tembok aman,’’ ujar mahasiswi Akademi Keperawatan (Akper) Sudono Madiun itu.

Meski belum genap tiga bulan berjalan, dekorasi mini itu sudah mencuri perhatian warga Madiun. Bahkan, mereka sempat mendapat order dari Magetan. Kala itu, Dyah dkk pun harus membawa properti ke lokasi pemesan menggunakan pikap.

‘’Daerah Madiun gratis biaya kirim. Kalau luar kota ada ongkos transpornya,’’ katanya sembari menyebut dekorasi mininya dibanderol biaya sewa Rp 500 ribu-Rp 700 ribu.

Mereka mendesain sendiri papan dekorasi yang terbuat dari kayu dengan plitur berkelir cokelat mengkilap itu. Bentuknya memang sederhana.

Namun, jika sudah dihiasi dengan kain tile dan backdrop flower, tampilan papan kayu tersebut tak terlihat. ‘’Di Madiun belum banyak yang menyewakan dekorasi seperti ini,’’ sebutnya.

Untuk membuat satu dekorasi itu, mereka membutuhkan sedikitnya 200 lembar kertas buffalo dan segulung kertas jasmine. Itu jika backdrop flower yang dipesan berukuran besar dan full satu papan dekorasi.

Namun, bila bunganya berukuran kecil hanya menghabiskan setengahnya. Untuk membuat bunga-bunga itu pun cukup menghabiskan waktu. Harus dibuat pola terlebih dahulu.

Mulai kelopak bunga yang paling besar sampai yang terkecil. ‘’Satu bunga paling cepat 15 menit,’’ kata Yufiana.

Desain dekorasi mini itu menyesuaikan permintaan pemesan. Begitu pula warna bunga yang akan dipasang. Memadupadankan antara warna bunga dan kain tile itu juga menjadi tahapan yang rumit agar tampilannya tampak menarik saat difoto. ‘’Tapi, tidak semua penyewa juga memesan kain tile,’’ kata gadis 20 tahun itu.

Tidak jarang penyewa meminta bunga-bunga itu untuk pajangan di kamar. Namun jika tak diminta, mereka tidak selalu menggunakan lagi untuk disewakan.

Sebab, hiasan bunga terutama yang besar cenderung cepat rusak. Apalagi, jika harus diangkut ke luar kota. ‘’Kena angin gampang rusak,’’ ungkapnya.

Sejatinya bukan hanya sewa dekorasi mini yang dijalankan ketiga gadis itu. Melainkan juga buket bunga flanel, buket snack, buket bunga satin, buket kain flanel karakter, sampai masker kain.

Usaha itu mereka tekuni di sela kegiatan kuliah. ‘’Awalnya cuma iseng bikin untuk mengisi liburan semester. Ternyata laku. Yang order banyak dan hasilnya lumayan,’’ imbuh Rini.

Selain mereka bertiga, masih ada Kurnia Puri Sekarwati yang menjalankan usaha tersebut. Mereka berempat pernah berada satu kamar saat masih di asrama semester I lalu.

Kedekatan itulah yang membuat mereka mantap nyambi kerja saat kuliah. ‘’Awalnya coba-coba dan keterusan sampai sekarang,’’ ungkap gadis 19 tahun itu.

Karena masih disibukkan dengan tugas kuliah, empat sabahat itu harus pandai-pandai membagi waktu. Biasanya, jika banyak orderan, mereka berbagi tugas.

Pola-pola bunga dibawa pulang untuk dikerjakan di rumah masing-masing. Jika sudah jadi, baru dikumpulkan menjadi satu. ‘’Basecamp-nya di rumah Dyah karena paling dekat dengan kampus,’’ ucapnya.

Selama ini mereka memanfaatkan media sosial (medsos) Instagram untuk mengenalkan usahanya. Nama Prity Flower diambil dari gabungan nama mereka berempat. Setiap hari ada saya pertanyaan dari calon pemesan yang masuk meski tidak berakhir deal.

Pun banyak yang menghubungi sejak jauh-jauh hari tapi baru deal sehari atau dua hari menjelang hari H. ‘’Ya tetap kami terima,’’ ujarnya. ***(isd)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AMPI Salurkan Modal Usaha Untuk Anak Muda Kreatif


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler