Usai Digarap Bareskrim, Bupati Muratara Mengaku Lupa

Selasa, 28 Oktober 2014 – 19:19 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Bupati Muratara, Sumatera Selatan, Akisropi Ayub yang hari ini (28/10) diperiksa Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri baru kelar menjalani pemeriksaan sekitar pukul 18.50. Kurang lebih sepuluh jam, Ayub digarap sebagai saksi kasus dugaan suap penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil 2014 di Kabupaten Muratara.

Usai diperiksa, Ayub enggan berkomentar banyak saat coba dikonfirmasi wartawan. "No comment," kata Ayub kepada wartawan di Bareskrim Polri.

BACA JUGA: Ignasius Jonan Pernah Laporkan Gratifikasi Rp 250 Juta ke KPK

Bahkan, saat dikonfirmasi tentang materi dan jumlah pertanyaan penyidik, Ayub mengeluarkan jurus ampuh. "Lupa saya," katanya sembari terus berjalan ke arah mobil Honda CRV yang sudah menunggunya di depan halaman masuk Mabes Polri.

Sebelumnya, Direktur Tipidkor Bareskrim Mabes Polri Brigjen Ahmad Wiyagus, Selasa (28/10) mengatakan, Ayub diperiksa karena dianggap mengetahui kasus ini. "Dia diduga mengetahui kasus ini. Tidak mungkin kita periksa seseorang tanpa ada kaitannya," kata Wiyagus.

BACA JUGA: Polemik PPP Bisa Buka Kans DPR Interpelasi Jokowi

Dalam kasus ini ada empat orang yang dijadikan tersangka. Yaitu Kepala Bagian Umum Pemkab Muratara, M Rifa'i, Indra Hudin (warga Musi Rawas Utara), dan dua oknum polisi bernama Brigadir Muhamad Nazari (anggota Brimob Kelapa Dua Polda Metro Jaya) dan Aipda Hendri Edison (anggota timsus Polda Bengkulu).

Mereka  ditangkap di Hotel Nala Sea Side, Bengkulu pada 14 September lalu lantaran dicurigai membawa uang Rp 1,99 miliar. Belakangan diketahui bahwa uang itu hasil dari para peserta tes CPNS untuk Rifa’i. Untuk CPNS berijazah S1 diminta menyediakan Rp 200 juta, sedangkan pemilik ijazah D3 di mintai Rp 170 juta.

BACA JUGA: Tessy Minum Cairan Pembersih Kloset

Rencananya uang tersebut akan dibawa ke Jakarta melalui jalur darat untuk melobi pejabat di Jakarta agar meloloskan para CPNS itu. Untuk itulah Rifa'i  akan dikawal oknum polisi tersebut.

Saat dikonfirmasi atas perintah siapa Rifa’i melakukan itu, Ayub membantahnya. "Tidak," tegas Ayub.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Diminta Turun Langsung Tuntaskan Sengketa Lahan di Kepri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler