Usai Lihat Mayat, Kapolri dan Panglima TNI Bilang Begini

Kamis, 21 Juli 2016 – 06:04 WIB
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian sesaat setelah tiba di RS Bhayangkara Palu, Rabu (20/7) kemarin. Foto: AGUNG SUMANDJAYA/RADAR SULTENG/JPNN.com

jpnn.com - PALU – Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan bahwa jenazah yang tewas dalam kontak tembak dengan tim Satgas Tinombala, adalah benar Santoso. 

Ini disampaikan Tito usai melihat langsung jenazah Santoso dan Muhtar di instalasi forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Palu. 

BACA JUGA: Absen Di Pengadilan, Ternyata Fahri Ke Sumbawa dengan JK

Tito Rabu sore (20/7) berkunjung ke RS Bhayangkara Palu tidak sendiri. Bersama Tito, turut serta Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo,  Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono, serta beberapa petinggi TNI/Polri lainnya. 

Dia tiba sekitar pukul 17. 00 wita dan langsung masuk ke ruang penyimpanan jenazah. Hanya beberapa menit di dalam, Kapolri bersama Panglima TNI dan para rombongan langsung keluar dan menghampiri sejumlah wartawan. 

BACA JUGA: DPD: Amandemen UUD 1945 Sangat Mendesak

Disampaikan Tito, bahwa tim identifikasi yang bekerja sudah menyerahkan hasil indetifikasi terhadap dua jenazah tersebut. Dari hasil tes yang dilakukan, ada dua petunjuk yang didapat dari data primer. Yakni sidik jari Santoso yang ada di tangan penyidik, serta bekas luka tembak di kaki. 

“Sehingga saya yakin dari data primer ini sudah 100 persen Santoso. Karena sidik jarinya pernah kita ambil waktu dia (Santoso,red) kami tangkap pada 2005 lalu saat terlibat kasus perampokan di wilayah Sausu, dan dari bekas luka tembak waktu kami tangkap di Malino,” papar Kapolri.

BACA JUGA: Ini Agenda Penting MPR Pada Agustus 2016

Meski begitu, untuk memastikan lagi bahwa jasad tersebut adalah Santoso, polisi masih harus mencocokkan sample DNA Santoso dan anaknya, yang telah diambil Senin malam lalu. 

Saat melihat jenazah Santoso, pihak keluarga, baik orang tua dan juga saksi-saksi lain, yakin bahwa jasad tersebut memang Santoso. 

“Sebenarnya tes DNA itu dilakukan kalau jenazahnya sudah rusak, tapi untuk lebih meyakinkan kita tes DNA lagi, nanti kepastian hasil tes DNA Jumat, tapi kami jamin tidak akan meleset (pasti Santoso),” terangnya.

Khusus keluarga dari jenazah yang diduga Muhtar, hingga Senin malam memang belum ada keluarga yang datang untuk diambil tes DNA. Namun dari informasi diketahui, keluarga Muhtar berada di wilayah Kelurahan Mamboro. 

Petugas pun langsung mendatangi keluarga untuk meminta sample DNA yang bakal dicocokan dengan jenazah. “Dari keterangan keluarga ciri-ciri gigi patah dari Muhtar, juga cocok dengan jenazahnya. Tapi untuk memastikan juga dilakukan tes DNA,” kata Tito.

Lebih jauh diungkapkan Kapolri, dirinya memberikan terimakasih dan apresiasi yang tinggi kepada anggota TNI serta Panglima TNI dan seluruh Satgas  Operasi Tinombala, atas keberhasilan melumpuhkan Santoso. 

Keberhasilan ini, sebut dia, juga dapat dilihat sebagai keberhasilan bersama Satgas Operasi Tinombala. Kerjasama yang telah terbangun dalam operasi tersebut, akan terus dilanjutkan. 

“Kita tetap lanjutkan pengejaran terhadap yang masih tersisa, baik menggunakan operasi yang keras maupun upaya persuasif,” tegasnya.

Sementara itu, Panglima TNI menegaskan, Operasi Tinombala ini sepenuhnya di tangan Polri. TNI kata dia, hanya memberikan prajurit di bawah kendali operasi, sehingga keberhasilan yang ada saat ini merupakan kerja-kerja dari Satgas Operasi Tinombala secara keseluruhan. 

Senada dengan Kapolri, Gatot juga mengimbau pelaku-pelaku yang masih bersembunyi di gunung untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. 

“Memang proses hukum akan dilakukan, namun paling tidak mereka masih ketemu keluarga di penjara,” tuturnya. (agg/sam/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Panglima TNI: Skema dan Pola Terorisme Semakin Dinamis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler