jpnn.com, BEKASI - Sejumlah sekolah di Kota Bekasi melakukan berbagai antisipasi untuk mencegah siswa-siswinya konvoi, coret-coret baju seragam dan perkelahian.
Di antaranya yakni SMPN 4 dan SMPN 25 Kota Bekasi, di mana para guru telah merancang strategi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
BACA JUGA: 133 Siswa Mundur dari USBN
Wakil Kepala Sekolah SMPN 4 Kota Bekasi Yanti mengatakan bahwa pihaknya akan mengumpulkan siswa setelah penyelenggaraan UNBK berakhir sekaligus memberikan pengarahan untuk mencegah hal-hal negatif terjadi.
Menurutnya hal ini sudah rutin dilakukan disekolahnya.
BACA JUGA: Terendam Banjir, Sekolah Ini sudah 5 Hari Liburkan Siswanya
“Kalau kami biasanya setelah ujian itu anak-anak kami kumpulkan sehingga mendapatkan pengarahan untuk mengantisipasi kerusuhan dan insya Allah tidak ada,” paparnya Jumat (27/4).
Pada tahun ini sebanyak 480 siswa mengikuti UNBK di SMPN 4 Kota Bekasi.
BACA JUGA: Tiga SMP Belum Siap UNBK
Perubahan jadwal UN yang terjadi tahun ini menjadi keuntungan tersendiri, pasalnya kemungkinan untuk coret-coret seragam sekolah menjadi kecil karena masih akan digunakan dalam pelaksanaan USBN minggu berikutnya.
“Pasalnya setelah UNBK dan UNKP minggu ini siswa akan kembali menghadapi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) minggu berikutnya,” terangnya.
Sementara itu Wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMPN 25 Kota Bekasi Rahmat Umbara menuturkan, sejak sebelum pelaksanaan UNBK, Rahmat mengaku pihaknya telah mewanti-wanti peserta didiknya untuk tidak melakukan hal-hal negative seperti coret-coret baju seragam, konvoi dan berkelahi.
“Kami kumpulkan sebelum UNBK ada acara salam-salaman, kami beritahukan kalau ada yang coret-coret baju atau bahkan jika ada laporan dari teman dan ketahuan melalui media sosial akan mempengaruhi kelulusannya,” tandasnya.(dyt/gob)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beban BOS Makin Berat, Begini Alasannya
Redaktur & Reporter : Yessy