User Name dan Password-nya Sama, Kerja Kerja Kerja!

Sabtu, 31 Desember 2011 – 03:18 WIB

Ada juga hobi menghubung-hubungkan konsep dan implementasi MP3EI yang amat serius ini dengan karier Menko Perekonomian Hatta Rajasa di 2014Buru-buru pria kelahiran Palembang, Sumsel 18 Desember 2014 menepis anggapan itu

BACA JUGA: Membuka Gerbang Pariwisata dari Bali dan NTB-T

Dia menyebut, itu terlalu jauh, terlalu dalam, dan keterlaluan


“BUKAN saat yang tepat untuk duga-menduga, hubung-menghubung

BACA JUGA: Investasi Rp 4000 Triliun Hingga Tahun 2014

Saat ini tidak banyak pilihan jika kita berkomitmen terhadap kemajuan negeri
User name dan password-nya sama, kerja kerja kerja!”  jawab Hatta Rajasa yang juga Ketua DPP PAN ini.

MP3EI ini wilayah kerja dan kerja

BACA JUGA: Perkuat Domestik, Jawaban Krisis Global

Bukan wilayah politik, apalagi pencitraanImplementasi program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) ini tidak bisa langsung take off dan terbang jauh ke langit, karena harus menuntaskan benturan peraturan, pemahaman lintas sektor, dan komitmen bersama untuk melompat lebih cepat.

:TERKAIT Waktu yang kurang dari satu tahun memang tidaklah cukup untuk menilai sukses tidaknya program jangka panjang semacam MP3EI iniKarenanya, hingga akhir 2011 ini belum bisa diuji keberhasilannyaNamun respon pelaku bisnis, pelaku pasar, ekonom, dan birokrasi terus mengerucut ke arah yang positifIndikator-indikator menuju keberhasilan sudah terlihatMisalnya banyaknya proyek skala raksasa yang sudah diresmikanInvestor nasional maupun asing juga berebut untuk terlibat dalam proyek-proyek MP3EI ini.

“Semoga bisa konsisten dan sustainableKarena itulah yang dibutuhkan untuk memulai membangun ekonomi nasional agar mampu melompat lebih tinggi, bertumbuh signifikan, dalam 6 arah koridor yang ideal,” papar pria berambut perak itu.

Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala Ekonom Danareksa Sekuritas juga menyambut positif MP3EI ini”Saya nilai, MP3EI adalah konsep yang memperjelas arah pembangunan ekonomi nasional jangka panjangDulu tidak ada konsep terpadu seperti iniKita seperti berjalan tanpa arah, tapi sekarang arah itu sudah terpampang di depan,” kata Purbaya.

Gubernur Riau HM Rusli Zainal malah menyesalkan, kok baru sekarang konsep ini diluncurkanKok baru tahun ini? Ini terlambat sekali, seharusnya sudah berlangsung berakhirnya Orde Baru, 1998 lalu? “Ya, tapi lebih baik terlambat, daripada tidak sama sekaliMP3EI ini memotret lebih presisi potensi wilayah di masing-masing koridorJadi bisa jauh lebih mengena,” ujar Rusli yang sudah dua periode menjabat gubernur ini.

Para pengusaha nasional, sebagai pihak yang turut dilibatkan dalam penyusunan program induk ini, turut merasa memiliki MP3EIRaja Sapta Oktohari, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) secara tegas meminta pemerintah konsisten melaksanakan program MP3EI”Jangan sampai ganti rezim, ganti juga bukunya,” kata Oktohari.

Dalam MP3EI, Okto berharap pemerintah terus menjalankan kebijakan yang pro pengusahaKarena pengusaha merupakan pilar pembangunan ekonomi bangsaKebijakan pro pengusaha itu bisa dilakukan dengan memangkas birokrasi perizinan yang panjang dan mempermudah akses permodalan ke perbankan”Pengusaha pun akan mendukung penuh program ini,” katanya.

Di koridor Sumatera, khususnya Provinsi Sumatera Utara sebagai sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional, pengusaha pun bahu-membahu mendukung program MP3EI.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumatera Utara belum lama ini merilis data 21 proyek MP3EI di daerah tersebut yang membutuhkan dana Rp 34,278 triliun sepanjang 2012-2016Dana tersebut akan ditanggung bersama oleh pemerintah dengan BUMN dan pengusaha swasta.

Proyek berskala besar diantaranya pembangunan jalan tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi dengan nilai investasi Rp 6,7 triliunProyek ini ditargetkan rampung tahun 2016Selain itu proyek pembangunan rel kereta api Stasiun Araskabu-Kuala Namu sepanjang 9 km yang menelan dana Rp 2,150 triliun dan diterget rampung tahun 2013.

Kemudian proyek klaster industri hilir kelapa sawit (crude palm oil/CPO) di Kawasan Industri Sei Mangkei, Sumatera Utara yang sudah ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus pertama di IndonesiaSelama ini Indonesia merupakan produsen minyak sawit (CPO) dan crude palm kernel oil (CPKO) terbesar di dunia, dengan produksi pada tahun 2010 mencapai 23 juta ton.

Namun sebagian besar disekpor dalam bentuk mentahMisalnya pada tahun 2010 ekspor CPO mencapai 50 persen dan ekspor CPKO 85 persenAkibatnya nilai tambah produk hilir minyak sawit seperti oleokimia, oleofood, specialty fat dan biodiesel, dinikmati negara idustri seperti Tiongkok, Jepang dan negara-negara di Eropa.

Dengan dibangunnya industri hilir kelapa sawit di Sei Mangkei, maka nilai tambah dari produk-produk minyak sawit ini akan dinikmati di dalam negeriSelain itu akan tercipta lapangan kerja yang besar yang turut mendukung perbaikan ekonomi.

Begitu penting dan strategisnya mewujudkan industri hilir kelapa sawit di Kawasan Industri Sei Mangkei, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara  Gatot Pujo Nugroho meminta pemerintah pusat memberikan perhatian serius terhadap hambatan-hambatannya”Proyek ini harus segara terwujudIni bisa menjadi pilot projec di koridor Sumatera,” kata Gatot(dri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ground Breaking 91 Mega Proyek Senilai Rp 461 T


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler